Bukan cuma dirinya, dia melihat Brad Binder yang berjuang mati-matian untuk finis kelima.
Kemudian ada Jack Miller yang terjatuh dan rekan setimnya yang berjuang mendapat poin di markas KTM.
"Saya tidak punya cukup nyali untuk mengatakan motornya jelek."
"Kami biasanya menderita, bahkan (Brad) Binder, yang finis kelima, finis delapan belas detik di belakang. Kami harus memahami apa yang kurang," tegas Acosta.
Di saat dirinya kecewa dengan performa motor KTM yang buruk, Acosta justru minta maaf karena tak mampu menembus Q2.
Karena menurut Acosta jika dia bisa lolos ke kualifikasi (Q2) maka ketika race baik itu sprint maupun main, akan lebih mudah untuk finis dengan hasil yang lebih baik.
"Saya minta maaf tidak bisa mencapai Q2, karena semuanya akan lebih mudah," tukasnya.
Uniknya, terlepas dari performa buruk motor KTM, justru performa Acosta dalam beberapa seri terakhir ini tidak mengejutkan seperti di awal-awal.
Khususnya di lima seri awal balapan MotoGP 2024, Pedro Acosta selalu memberikan kejutan di tiap racenya dan bisa jadi ancaman bagi rider elite Ducati.
Akan tetapi jika dilihat dari kiprahnya sejak seri Catalunya hingga Austria kemarin, Acosta tak semengerikan di awal musim.
Ini yang jadi pertanyaan apakah memang motor KTM yang mengalami masalah atau justru ridernya yang tengan inkonsisten.
Sebab lawan kuat Ducati biasanya motor Eropa lain seperti Aprilia atau KTM.
Melihat beberapa waktu terakhir, justru hanya rider dengan motor Aprilia lah yang jadi ancaman pembalap Ducati.
Acosta dan rider elite dunia lainnya masih akan melanjutkan petualangannya di kelas MotoGP 2024 pekan depan dengan menyambut balapan di Aragon.