Baik Chico maupun Merkle saling jual beli serangan dengan tempo permainan yang agresif.
Permainan bola-bola pendek di depan net mereka suguhkan, smes-smes keras pun juga.
Sayangnya, Chico yang terlalu bernafsu menyerang justru sering mati sendiri lantaran pukulannya yang terlalu deras mengarah ke luar lapangan.
Sebaliknya, Merkle berhasil melakukan pengamatan bola dengan baik, membuat Chico tertinggal 4-7.
Situasi masih sama, Chico masih sering mati sendiri.
Di jeda gim pertama, Chico tertinggal 7-11.
Tak terpaut jauh, Chico langsung bangkit guna bisa menyamakan kedudukan.
Intens menyerang, usaha yang dilakukan Chico berhasil.
Beberapa kali, pukulan menyilangnya gagal diantisipasi Merkle.
Atlet kelahiran Papua tersebut tampak sudah menemukan ritme permainannya.
Ia cerdik dalam menempatkan bola ke area yang tak bisa dijangkau lawan.
Akhirnya, Chico mampu menutup set pertama dengan skor akhir 21-19.
Lanjut ke set kedua, tempo permainan berjalan lebih alot.
Meski begitu, Chico masih bisa mendikte jalannya pertandingan.
Setelah memimpin 11-10 di jeda set kedua, Chico menyudahi pertandingan dengan kemenangan 21-17.
(Tribunnews.com/Isnaini)