TRIBUNNEWS.COM - Tanpa menyalahkan Marc Marquez, Jorge Martin merasa dirinya menjadi orang yang tolol karena gagal membuat Ducati 'sayang' dan memilihnya untuk MotoGP 2025.
Jorge Martin harus memupus harapannya bisa berjodoh dengan pabrikan Ducati di MotoGP 2025, setelah pabrikan Borgo Panigale resmi menunjuk tandem yang baru bagi Francesco 'Pecco' Bagnaia.
Bukan Jorge Martin, bukan Enea Bastianini, atau Marco Bezzecchi, melainkanpembalap Gresini, Marc Marquez.
Pabrikan Ducati secara mengejutkan memutar haluan, dari yang semula Jorge Martin, beralih ke Marc Marquez. Apa yang dilakukan Ducati bak menjadi plot twist.
Sebab perubahan keputusan pabrikan Italia itu didasarkan atas pernyataan MM93 yang menolak keras bergabung ke Pramac Ducati, di mana statusnya ialah tim satelite.
Jorge Martin pun jelas kecewa dengan situasi ini. Puncaknya, bahkan sebelum pengumuman Marc Marquez resmi ke Ducati beberapa waktu lalu, JM89 akhirnya memilih menyeberang ke Aprilia.
Pabrikan Noale tersebut notabene-nya rival bagi Ducati, karena sama-sama berasal dari Italia.
Martinator, julukan Jorge Martin, menggantikan Aleix Espargaro yang memutuskan pensiun.
Baru-baru ini JM89 mengungkapkan isi hatinya dengan merasa menjadi orang yang tolol. Selama tiga tahun terakhir, Jorge Martin selalu bermimpi agar bisa dilirik pabrikan Ducati dan dipinang menjadi bagian dari tim.
Jorge Martin menjalani debut di kelas premier musim 2021 dengan bergabung ke tim Pramac. Langkah JM89 kala itu diwarnai kontroversi karena disebut mengkhianati KTM.
Selama tiga tahun pembalap asal Madrid, Spanyol itu berusaha membuktikan diri. Namun di tahun ketiganya, ketika mimpi itu akan menjadi nyata, justru dikandaskan oleh Ducati sendiri.
Baca juga: Jadwal MotoGP Emilia Romagna 2024: Menanti Tuah Marquez dan Kebangkitan Pecco di Kandang
Di mata Jorge Martin, arti orang tolol adalah ketika sudah berjuang untuk membuktikan diri, namun tidak digubris sama sekali.
"Lebih karena rasa frustrasi sebab tidak pergi sejak lama, bukan karena Marc Marquez, atau bahkan Enea Bastianini," buka Martin, dikutip dari laman Crash.
Musim lalu kondisi serupa juga dirasakan Martin. Dia gadang-gadang bakal bertandem dengan Pecco Bagnaia.
Namun skenario manis itu ambyar di tengah jalan ketika pabrikan Ducati lebih memilih Enea Bastianini, yang di MotoGP 2022 tampil mengesankan bersama Gresini.
Kini nasi sudah menjadi bubur. Martin hanya bisa menyesal bahwa perjuangannya selama ini benar-benar untuk membuat 'sayang' Ducati tak dipedulikan.
"Setelah berjuang keras, mencoba membuktikan diri kepada seseorang dan mereka tidak peduli apa yang saya buktikan, saya merasa lebih frustrasi, seperti, 'Saya tolol'," keluh runner-up MotoGP 2023.
Sebagai balasannya, JM89 berambisi untuk juara dunia, sekaligus membawa nomor #1 ke Aprilia.
Perlu dicatat, jika Jorge Martin juara dunia MotoGP 2024, maka akan menjadi sejarah. Untuk kali pertama pembalap tim satelit menyandang titel kampiun di era MotoGP 4-Tak.
Sedangkan untuk Ducati, jelas merupakan fakta yang menyesakkan.
Ketika pembalap yang menjadi juara dunia bersama motornya, harus memperkuat pabrikan kompetitor di musim berikutnya sekaligus membawa nomor #1, yang memang hanya boleh dipakai oleh pembalap berstatus kampiun.
(Tribunnews.com/Giri)