Tak kurang dari 1.966 pebulutangkis belia mendaftarkan diri untuk mengikuti proses seleksi. Mereka datang dari berbagai daerah di Tanah Air, seperti Sumatera 63 peserta, Kalimantan 53 peserta, Jawa Tengah 1.242 peserta, Jawa Barat 188 peserta, Jawa Timur 203 peserta, Bali 9 peserta, Sulawesi 32 peserta, dan Papua 19 peserta.
Angka ini melonjak drastis dibanding tahun lalu sebanyak 1.529 peserta.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation yang juga Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin menyatakan, angka ini merupakan merupakan angka kesepertaan tertinggi sejak pihaknya menggelar Audisi Umum yang berpusat di satu kota saja yaitu Kudus.
"Kami mengucapkan terima kasih atas tingginya animo peserta, yang datang dari seluruh penjuru Indonesia, dengan segala problematikanya bisa datang dan berkompetisi. Kami menghargai niat para peserta dengan memberikan pelayanan yang baik agar mereka mampu menunjukkan kemampuan terbaik mereka," katanya.
Selain itu, tingginya animo peserta Audisi Umum PB Djarum tahun ini, sambung Yoppy, juga menunjukkan kalau ekosistem bulutangkis Indonesia terjaga.
“Animo yang besar ini tentu tidak hanya menjadi kebanggaan bagi PB Djarum, tapi juga menandakan bahwa mata rantai regenerasi atlet Tanah Air masih terjaga,” ujar Yoppy.
Format Sistem Gugur, Cari Fighting Spirit
Ketua Tim Pencari Bakat Audisi Umum PB Djarum 2024, Sigit Budiarto menuturkan, bahwa selain kategori usia, inovasi lain dalam ajang pencarian bakat bulutangkis ini adalah skema di fase screening.
Pada Audisi Umum tahun lalu, peserta diberi kesempatan 5-10 menit untuk mencuri perhatian tim pencari bakat maupun legend, agar bisa lolos ke babak turnamen.
Sedangkan di tahun ini, fase screening mengadopsi pertandingan dengan sistem gugur 1 game hingga poin ke-21 (tanpa deuce/setting).
Peserta yang menang berhak melaju ke babak turnamen.
Sigit menyoroti, dengan skema ini, para tim penilai akan bisa melihat tidak hanya skill dasar para peserta, namun juga fighting spirit yang mereka punya.
Sigit menekankan, daya juang pemain di lapangan, adalah faktor yang tidak bisa diabaikan dan justru penting untuk dicermati untuk kemudian diasah.
“Dengan skema ini, peserta harus punya persiapan matang, memiliki daya juang tinggi, kemampuan yang mumpuni, dan totalitas ketika bertanding. Sebab, kemenangan akan menentukan mereka melangkah ke fase berikutnya atau tidak. Kami berharap agar atlet-atlet calon generasi masa depan memiliki mental juara, baik ketika bertanding maupun di luar lapangan,” tegas Sigit.
Setelah fase screening, tahapan berikutnya ialah tahap turnamen.