TRIBUNNEWS.COM - Sensasi warlok alias warga lokal di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyaksikan balapan MotoGP Mandalika 2024 bermodal uang 5 ribu Rupiah.
Cerita unik nan menarik dimiliki oleh Anwar, warga Desa Kuripan Selatan, Kabupaten Lombok Barat yang menonton MotoGP Mandalika 2024 dari atas bukit.
Disampaikan Anwar, alasan dirinya memilih menonton Grand Prix Mandalika dari atas Bukit Rangkep, karena dari segi harga tiket lebih terjangkau.
Selain hanya merogoh kocek Rp 5 ribu, Anwar menilai, bisa melihat para pembalap MotoGP 2024 dari atas bukit memberikan sensasi tersendiri.
Termasuk view-nya yang jauh lebih indah ketimbang menonton dari tribun dalam Sirkuit Mandalika.
"Kalau di dalam (tribun) sekali kita lihat terus lama kita menunggu, kalau disini lebih banyak kita lihat dan pemandangannya lebih indah," kata Anwar, dikutip dari TribunLombok, Sabtu (28/9).
Dari Bukit Rangkep tempat para warlok menyaksikan MotoGP Mandalika 2024, langsung menghadap ke beberapa tikungan.
Mereka dapat dengan jelas melihat Marc Marquez cs melintas di tikungan 15, 16, 17, dan final corner sebelum garis finis.
Anwar yang datang bersama istrinya hanya membayar tiket masuk di Bukit Rangkep sebesar Rp 5.000, jauh lebih murah dibandingkan harus membeli tiket dengan harga ratusan ribu.
"Kalau dulu di dalam, kalau sekarang di luar aja karena memang tidak ada uang juga kalau sekarang," katanya sembari tertawa.
Spot Bukit Rangkep yang langsung menghadap ke Turn 15-17 dan final corner, membuat para penonton dapat melihat insiden lowside Jorge Martin.
Tepatnya pada sesi Sprint Race MotoGP Mandalika 2024 hari ini, Jorge Martin mengalami pengalaman tak mengenakkan.
Baca juga: Poin Klasemen MotoGP 2024 Bergolak, Pecco Bagnaia: Terima Kasih Jorge Martin Sudah Jatuh
Start sebagai Polesitter, JM89 sempat memimpin jalannya balapan. Namun baru memperoleh satu putaran dari 13 lap yang dijadwalkan, pembalap berjuluk Martinator itu ketiban apes.
Dilansir laman TheRace, Jorge Martin kehilangan kendali motornya akibat lowside di tikungan ke-16. Kendati Martin tidak memacu kuda besinya dalam titik kecepatan maksimal.