TRIBUNNEWS.COM - Ada yang pasti dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP 2024, melibatkan empat pembalap sebagai contender. Rekor Marc Marquez 10 tahun silam tetap lestari.
Empat pembalap yang masih berpeluang meraih titel juara dunia MotoGP 2024, meliputi Jorge Martin (Pramac Prima), Francesco 'Pecco' Bagnaia (Ducati Lenovo), Enea Bastianini (Ducati Lenovo), dan Marc Marquez (Gresini).
Jorge Martin berstatus sebagai pemuncak Klasemen MotoGP 2024 sementara. JM89 mengumpulkan 392 poin bermodal 3 kemenangan di sesi main race.
Pecco Bagnaia mengekor di tangga kedua dengan 8 kali finis terdepan pada balapan utama. Juara dunia MotoGP 2022 dan 2023 ini mengumpulkan poin 382.
Enea Bastianini menguntit di ranking ketiga. EB23 meraup 313 poin, diikuti Marc Marquez (311).
Dengan empat seri tersisa, maksimal angka yang dikumpulkan pembalap adalah 148, jumlah dari poin balapan sprint dan main race.
Melihat performa, praktis peluang paling besar pembalap yang memuncaki klasemen akhir MotoGP 2024 adalah Jorge Martin dan Pecco Bagnaia.
Butuh keajaiban bagi Bastianini ataupun Marquez untuk mengambil singgasana dan merebut titel juara dunia MotoGP tahun ini.
Berbicara soal titel kampiun, ada satu rekor yang dipastikan tetap aman. Yakni milik Marc Marquez.
MM93 masih menjadi pembalap dengan jumlah kemenangan terbanyak dalam satu musim kejuaraan dunia. The Baby Alien, julukan Marquez, memegang 13 kali kemenangan di tahun 2014, 10 di antaranya diukir secara beruntun.
Praktis, setelah musim tersebut tidak ada pembalap yang mampu memecahkannya. Pun demikian di MotoGP 2024.
Baca juga: Sekalipun Juara Dunia MotoGP 2024, Marc Marquez Tak Bisa Pecahkan Rekor Poin Pecco Bagnaia
JM89 kini memiliki 3 kemenangan di MotoGP 2024. Artinya, maksimal pembalap asal Madrid, Spanyol tersebut bakal mengumpulkan 7 kali finis terdepan, dengan catatan sapu bersih balapan sisa di sesi main race.
Pecco Bagnaia juga demikian. Suami Domizia Castagnini itu maksimal meraih 12 kemenangan di balapan utama, sebab hingga detik ini FB1 mengemas 8 kali podium utama.
Terlebih Pecco bisa menyisakan ironi di akhir musim jika gagal juara dunia.