Wahid Foundation: Penting Bagi Kemenpora untuk Libatkan Representasi Pemuda dari Berbagai Sektor
Abdul Majid/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plh Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Siti Kholisoh, menyebut Dito Ariotedjo memberi atmosfer baru di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) saat menjadi menteri.
Dia menyebut Dito memberi perhatian kepada anak-anak muda untuk memimpin.
“Saya kira Mas Dito memberikan atmosfer baru ya di Kementerian Pemuda dan Olahraga gitu ya karena figurnya yang muda juga sekaligus mungkin ini juga eh cukup dilihat sebagai sebuah representasi Kementerian yang tidak hanya mengurusi masalah olahraga tetapi juga perlu perhatian besar untuk mengakomodir anak muda-anak muda terbaik di Indonesia untuk bisa memimpin dan menjadi pemangku kebijakan,” ujar Siti, Senin (13/10/2024).
Dia menyebut Kemenpora memiliki program-program yang inovatif.
Kemenpora pun disebut telah membangun koordinasi dan berjejaring dengan komunitas-komunitas anak muda.
“Program-program terkait dengan Pemuda khususnya di kemenpora saat ini sudah di level yang cukup inovatif ya ada berbagai program-program baru yang menunjang aktivitas aktif aktivitas yang positif kepada anak-anak muda,” katanya.
“Yang kedua, juga sudah berupaya untuk membangun jejaring dan kerjasama program kegiatan dengan komunitas-komunitas maupun pemangku kepentingan di masyarakat seperti organisasi masyarakat sipil.” tuturnya.
Siti menyebut, harus lebih banyak lagi komunitas anak muda yang perlu dirangkul oleh Kemenpora.
“Mungkin berbagai komunitas-komunitas anak-anak muda di luar organisasi-organisasi kampus, Saya kira tentu masih perlu banyak komunitas-komunitas anak muda lain yang perlu dirangkul dan dilibatkan dalam kegiatan program kemenpora ke depan,” ujarnya.
Baginya, penting untuk Kemenpora melibatkan representasi pemuda dari berbagai sektor. Siti memberi contoh yaitu pendidikan, ekonomi, hingga teknologi.
“Kita bisa bekerja dari sektor media lalu kemudian dari sektor pendidikan, bagaimana banyaknya anak-anak muda yang memiliki inisiatif lokal yang berkontribusi terhadap upaya-upaya membangun pendidikan yang inklusif, misalnya; atau dari sektor ekonomi, bisa menjaring anak-anak muda yang memiliki inisiatif membangun ekonomi lokal itu berbasis dengan potensi di daerah,” ujarnya.
“Atau, juga juga bisa melibatkan representasi dari anak-anak muda yang memilih konten di isu-isu perubahan iklim, lalu perdamaian, toleransi, maupun juga para anak-anak muda yang memiliki komunitas yang memiliki konsen di isu-isu teknologi,” katanya.
Selain itu, Kemenpora pun menginisiasi pelibatan kelompok-kelompok difabel. Baginya, kelompok difabel memiliki tantangan soal jejaring maupun eksistensinya.
“Saat ini tantangannya kelompok difabel khususnya difabel mudah mereka kan kurang memiliki ruang untuk membangun jejaring maupun eksistensinya di masyarakat gitu mungkin melalui ilustrasi program kebijakan ini bisa di inisiasi sehingga mereka memiliki forum atau ruang-ruang atau platform untuk mewadahi eksistensi dari kelompok difabel muda,” katanya.
Wahid Foundation pun memberi kesan saat bekerja sama dengan Kemenpora.
Menurutnya, Kemenpora memiliki misi yang baik untuk mengembangkan ekosistem organisasi anak muda.
“Meskipun kami Wahid Foundation ini adalah kali pertama kita bekerja sama dari sisi penguatan kepemudaan dengan kontemporer tetapi saya menangkap bahwa Kemenpora itu memiliki misi yang cukup baik gitu ya dalam upaya pengembangan ekosistem organisasi di kalangan anak muda,” katanya.