Berbeda dengan di Indonesia yang memang sudah menyediakan sekolah khusus, di Negeri Jiran, bulutangkis masih dinomorduakan.
"Pertama SDM (Sumber Daya Manusia) terbatas, kedua sekolahnya pun kan di nomor satukan," kata Nova Armada.
"Kalau di Indonesia umur 13 tahun ada sekolah khusus, bisa full latihan, di sana (Malaysia) saya sore melatih umur 15 tahun," jelasnya.
Nova Armada Akui Tolak Tawaran Permanent Resident di Malaysia
Pelatih asal Indonesia, Nova Armada, berhasil membawa atlet para bulutangkis Malaysia bersinar di level dunia.
Ya, pria asal Klaten itu merupakan sosok di balik layar dari kesuksesan atlet para bulutangkis, Cheah Liek Hou.
Di Paralimpiade, atlet kelahiran 8 Maret 1988 itu bertanding di kategori tunggal putra SU5.
Dalam babak pamungkas Paralimpiade Tokyo 2020, Cheah Liek Hou sukses menumbangkan atlet Indonesia, Dheva Anrimusti, 21-17 dan 21-15.
Seperti berulang, di edisi Paris 2024,dia, kembali menumbangkan Suryo Nugroho, asal Indonesia, dengan hasil akhir, 21-13 dan 21-15.
Selain melatih Cheah Liek Hou, Nova Armada merupakan pelatih tunggal putri nomor 1 Malaysia, Goh Jin Wei.
Goh Jin Wei pun tampil di Olimpiade Paris, meski hanya sampai fase babak grup saja.
Nova Armada pun mengungkapkan jika dirinya bukan tidak mau melatih bulutangkis di tanah air.
Namun, sampai saat ini dia masih belum dipercaya untuk membina atlet Indonesia. Di sisi lain, dia juga masih memiliki kontrak dengan atletnya di Negeri Jiran.
"Maunya juga gitu (melatih di Indonesia), tapi di Indonesia sudah banyak, teman-teman saya banyak juga yang jadi pelatih," kata Nova Armada, dalam wawancara bersama Tribun Network.