Tanda-tanda jika juara dunianya jatuh ke pembalap yang memimpin klasemen pembalap itu.
Fenomena itu terjadi di MotoGP 2013, 2017 dan 2022 di mana juara dunianya adalah pembalap yang ada di puncak klasemen pembalap.
Jika mengacu kepada hal tersebut, JM89 memiliki keuntungan karena dia unggul 19 poin atas Pecco Bagnaia di tabel klasemen. Martin mengumpulkan 492 angka berbanding 473 milik Pecco.
Sementara jika ternyata selisih poin pemimpin klasemen dengan pembalap di posisi kedua kurang dari 10 poin, maka juara dunianya adalah pembalap yang menempati posisi kedua klasemen.
Hal itu kejadian di MotoGP 2006 dan 2015 di mana Valentino Rossi yang ada di puncak klasemen jelang ronde pamungkas MotoGP saat itu.
Kalah dari Nicky Hayden di MotoGP 2006 dan dari Jorge Lorenzo tahun 2015 yang jadi juara dunianya.
Itulah fakta unik dari 6 kejadian penentuan juara dunia di ronde MotoGP pamungkas tahun 2006, 2013, 2015, 2017, 2022 dan 2023.
(Tribunnews.com/Giri)