TRIBUNNEWS.COM - Federasi Bola Voli Korea Selatan (KOVO) membuat kejutan dengan menghentikan voting sementara akibat adanya kontroversi. Idola Megawati Hangestri tidak termasuk daftar povoli yang divoting.
KOVO mulai melakukan pemungutan suara penggemar untuk pemain yang akan terpilih dalam laga All Star Liga Voli Putri Korea 2024/2025.
Pemungutan suara penggemar telah dimulai untuk laga All-Star yang akan diselenggarakan pada 4 Januari 2025 dengan perubahan pemilihan tim dan metode pemungutan suara.
KOVO akan mengumumkan bakal calon pemain mulai, Selasa (19/11/2024) sejak pukul 14.00 waktu setempat.
Ada beberapa perubahan yang dimulai dengan musim ini.
Salah satu yang paling mencolok adalah sistem voting penggemar untuk menentukan pevoli yang ikut berpartisipasi di All Star Liga Voli Korea 2024/2025.
Hingga All-Star Game musim lalu, para pemain dibagi menjadi dua tim, K-Star (peringkat 1, 3, dan 5)' dan V-Star (peringkat 2, 4, 6, dan 7) berdasarkan penampilan akhir musim sebelumnya.
Musim ini, tim akan secara otomatis dibagi berdasarkan peringkat pemilihan akhir berdasarkan posisi.
Dengan demikian, tim K-Star akan terdiri dari opposite peringkat ke-2 , outside hitter peringkat 1 dan 4, setter peringkat 2, middle blocker peringkat 1 dan 4, dan libero peringkat 1.
Pada All-Star Liga Voli Korea, tim V-Star terdiri dari pevoli yang menempati opposite peringkat 1, peringkat 2 dan 3 untuk outside hitter, peringkat 1 dalam setter, peringkat 2 dan 3 bgi middle blocker, dan peringkat libero ke-2 akan bergabung dalam satu tim.
Namun dalam laporan terbaru OhMyNews, KOVO terpaksa menghentikan voting hari ini, Rabu (20/11/2024), karena kesalahan yang mereka lakukan, berimbas kepada kontroversi.
Baca juga: Jadwal Red Sparks vs Pink Spiders di Liga Voli Korea, Megawati Cs Rawan Terluka Lagi
KOVO secara mengejutkan tidak memasukkan ratu voli Korea Selatan yang juga menjadi idola Megawati Hangestri, Kim Yeon-koung, dalam daftar pilih.
Padahal Kim Yeon-koung merupakan pevoli dengan seabrek rekor yang diukirnya pada Liga Voli Putri Korea musim lalu. Bahkan di putaran I, panutan Megawati itu berada di posisi kedua dalam hal succes rate serangan.
Kondisi ini membuat volimania Negeri Ginseng geram. KOVO yang menyadari akan kesalahannya memutuskan untuk menghentikan voting, dan melontarkan permintaan maaf.