TRIBUNNEWS.COM - Polemik kebijakan transfer pemain asing non-Asia di Liga Voli Korea menemui babak baru. Sebuah badan untuk mengecek biaya yang dikeluarkan untuk menggaji pemain asing dibentuk.
Federasi bola voli Korea Selatan atau KOVO telah menerapkan sistem try-out seleksi pemain asing di Liga Voli Korea sejak musim 2016/2016.
Sebelum memulai musim baru, para pemain asing lebih dulu harus mendaftar di draft KOVO, untuk mengikuti sebuah try-out.
Penjaringan ini dilakukan untuk kemudian tim-tim Liga Voli Korea memilih, siapa pemain asing yang dipakai pada musim tersebut.
Pun ketika pemain asing yang dikontrak cedera, tim hanya bisa mencari pengganti sebatas daftar nama yang berada di draft try-out awal musim.
Ini yang kemudian menjadi permasalahan di awal kompetisi 2024/2025.
Mayoritas tim-tim Liga Voli Korea menemui kendala serupa, yakni para pemain asing non-Asia dihantam badai cedera.
Tingkat keparahan cedera pemain pun berbeda, ada yang hingga akhir musim atau membutuhkan recovery beberapa minggu.
Klub jelas tidak ingin dirugikan dalam kondisi ini karena mereka membutuhkan konsistensi meraih kemenangan demi menjaga asa lolos ke babak play-off.
Sementara para pelatih kesulitan untuk menemukan tipikal pemain dalam draft try-out musim ini, yang cocok dengan permainan.
Oleh karena itu seruan untuk mengubah regulasi perekrutan pemain asing non-Asia mengemuka.
Baca juga: Megawati Baru OTW Lahir, Geger Transfer Pemain Asing Liga Voli Korea Munculkan Ide Tambah Kuota Asia
Dalam laporan media Korea, YNA yang dilansir Naver, pihak KOVO dan perwakilan tim-tim Liga Voli Korea telah melakukan pertemuan untuk membahas masalah tersebut, Selasa (10/12/2024).
Hasilnya tertuju kepada satu suara, yakni para klub diperbolehkan untuk melakukan rekrutman pemain seperti tim-tim di kompetisi negara lain.
Artinya, klub boleh mengontrak pemain manapun dengan status bebas transfer alias tidak terikat dengan tim manapun.
Hanya saja ada beberapa ketakukan di mana klub dengan finansial mumpuni dapat memberikan sodoran gaji tinggi kepada pemain asing agar mau bergabung.
Padahal di Liga Voli Korea, yang termasuk royal dalam hal gaji pemain, telah memiliki batasan. Baik itu untuk gaji pemain lokal, rookie, asing non-Asia, dan asing Asia.
"Masalah yang dihadapi saat menggunakan sistem transfer free agent maupun try-out juga tidak berbeda jauh," bunyi pernyataan media Korea Selatan itu.
"Oleh karena itu dari berbagai pendapat yang dikumpulkan, penggunaan sistem rekrutmen bebas transfer akan dilakukan."
KOVO kemudian mengambil jalan tengah perihal ketakukan tim-tim dengan kekuatan finansial tinggi akan melakukan tindakan nakal, seperti menutupi besaran gaji pemain asing.
"Ada usulan di mana (KOVO) harus mempersiapkan badan tambahan untuk melakukan pengecekan dan pencegahan terhadap suap (gaji pemain)."
"Sehingga tidak ada kecurangan dan besaran gaji yang dimanipulasi untuk sesuai dengan ketentuan federasi."
Meski demikian, keputusan ini masih bersifat mentah karena akan dikaji. Nantinya KOVO akan mengadakan diskusi terpisah antara tim dari sektor putra dan putri.
"Sebuah kesepakatan telah dibentuk mengenai penerapan sistem kontrak bebas, namun untuk lebih jelasnya akan kembali meninjau seperti apa rencana dan implementasinya," terang salah seorang petinggi tim Liga Voli Korea.
(Tribunnews.com/Giri)