TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) yang diharapkan dapat melahirkan bakat-bakat lokal, ternyata sebagian besar dilatih pelatih mancanegara.
Dari 19 klub yang akan berlaga pada liga perdana mulai 8 Januari nanti, 12 klub di antaranya ditukangi pelatih-pelatih asing. Adapun tujuh lainnya dipoles pelatih asal Indonesia, antara lain pelatih senior Sartono Anwar. Uniknya, klub-klub yang ditangani pelatih lokal ini terkonsentrasi di Pulau Jawa.
Berikut daftar nama pelatih yang menangani klub-klub di LPI 2011, seperti rilis yang diedarkan LPI:
1. Aceh United
Pelatih:
Lionel Charbonnier (Perancis)
Mantan kiper ketiga timnas Perancis di
Piala Dunia 1998 ini banting setir menjadi pelatih seusai gantung
sepatu. Saat menjadi Direktur Teknik Federasi Sepak Bola Tahiti,
Charbonnier mengantarkan timnas U-20 negara di Kepulauan Karibia
tersebut ke Piala Dunia FIFA U-20 tahun 2009. Kini publik Indonesia akan
menyaksikan langsung keandalan pemain juara dunia ini menangani tim
peserta LPI yang bermarkas di ujung paling barat Nusantara, Aceh United.
2. Bali De Vata
Pelatih: Willy Scheepers
(Belanda)
Pelatih asal Belanda, Willy Scheepers, dipercaya menangani
Bali De Vata. Sebelum mampir di kawasan wisata ternama dunia ini,
Scheepers tercatat sebagai juru latih klub-klub Eropa, seperti FC
Oberwinterthur, FC Kreuzlingen, dan APEP Pitsilia. Jabatan teknis
terakhir yang dipegang Scheepers adalah menjadi direktur teknik di liga
utama Siprus.
3. Bandung FC
Pelatih:
Nandar Iskandar (Indonesia)
Nama Nandar Iskandar tidak bisa
dipisahkan dari percaturan sepak bola Indonesia. Selain pernah menjadi
pemain timnas pada tahun 1970-an, Nandar yang identik dengan Persib
Bandung ini juga sempat melatih timnas Indonesia pada 1999-2000. Sebagai
pelatih, kiprah Nandar memang tidak perlu diragukan. Bandung Raya,
Persib Bandung, PKT Bontang, Perseden Denpasar, PSPS Pekanbaru, dan
Persiba Bantul pernah merasakan tangan dinginnya.
4.
Batavia Union
Pelatih: Roberto Bianchi
(Brasil)
Pelatih asal Brasil pemegang paspor Spanyol ini mengantongi
sertifikat UEFA PRO pada tahun 2006. Pernah melatih Zamora FC, Roberto
Bianchi juga lama berkecimpung di Ciuded de Muscia, Mato Grosso de Sul,
Bullense, dan Beijing Guoan FC. Kini Beto melangkah bersama Batavia
Union.
5. Bogor Raya
Pelatih: John Arwandi
(Indonesia)
LPI menjadi pertanda dimulainya debut John Arwandi
sebagai pelatih. Sebelumnya, John malang-melintang sebagai staf teknik
di sejumlah klub Indonesia. Ia tercatat pernah menjadi pelatih fisik PS
Semen Padang pada 2007. John kemudian dipercaya menjadi asisten pelatih
Persikabo Bogor tahun 2008-2009. Kini John bertugas memimpin Bogor Raya
mengarungi LPI.
6. Cendrawasih Papua
Pelatih:
Uwe Erkebrecher (Jerman)
Pelatih asal Jerman ini pernah menangani
klub Eropa, seperti tim Jerman, FC Koeln Jugend, FC Carl Zeiss Jena, dan
beberapa klub Divisi II di Jerman. Dengan pengalaman melatihnya di
berbagai klub, Uwe Erkebrecher ingin menjadi bagian dari perubahan sepak
bola Indonesia dengan melatih tim Cendrawasih Papua.
7.
Jakarta 1928
Pelatih: Bambang Nurdiansyah (Indonesia)
Inilah
comeback Bambang Nurdiansyah di bangku pelatih setelah
menangani klub-klub ternama Indonesia, seperti Pelita Krakatau Steel,
PSIS Semarang, dan terakhir Arema Malang. Beberapa kali pula Bambang
dipercaya menangani timnas yunior Indonesia di turnamen internasional,
seperti Asian Games 2006. Pernah memperkuat timnas Indonesia sebagai
pemain selama 11 tahun, Bambang kini menjadi arsitek utama Jakarta 1928.
8. Kabau Padang
Pelatih:
Divaldo Alves (Portugal)
Sebelum melatih Kabau Padang, Divaldo Alves
berpengalaman menangani tim-tim di Thailand, Malaysia, dan Hongkong.
Bahkan, pada 2009 lalu Alves sempat melatih Persijap Jepara. Sebagai
modal utama mengarungi kiprah kepelatihan di Indonesia, Alves membawa
serta pengalaman mengikuti pendidikan fisik dan olahraga di Portugal dan
memegang sertifikat pelatih UEFA A-Level.
9. Ksatria XI
Solo FC
Pelatih: Branko Babic (Serbia)
Pelatih
asal Serbia berusia 63 tahun itu pernah melatih OFK Beograd tahun
2004-2005 dan kini menangani Ksatria XI Solo FC. Selain itu, Branko
Babic juga pernah melatih tim di beberapa negara seperti di Jepang dan
Montenegro. Sebagai pemain, Babic pernah memperkuat klub Jerman Beringen
FC tahun 1975-1976.
10. Makassar City Pelatih:
Michael Feichtenbeiner (Jerman)
Michhael Feichtenbeiner pernah
menjadi managing director Bundesliga 2 dan pernah pula melatih
klub Malaysia, Selangor MPPJ, dan kini di Makassar City. Pelatih asal
Jerman ini merupakan pemegang sertifikat pelatih UEFA Pro Coach Licence.
11.
Manado United
Pelatih: Muhammad Al-Hadad
(Indonesia)
Muhammad Al-Hadad sudah lama berkecimpung di
persepakbolaan nasional. Ia pernah membawa Niac Mitra Surabaya menjuarai
Galatama sebanyak tiga kali. Persijatim dan Persim Maros juga pernah
merasakan sentuhan kepelatihannya. Terakhir, Al Hadad menukangi Persita
Tangerang tahun 2008 sebelum memutuskan hijrah ke Manado United.
12.
Medan Bintang
Pelatih: Rene Van Eck
(Belanda)
Rene Van Eck banyak mencicipi pengalaman bermain di
sejumlah klub Eropa, seperti Excelsior Rotterdam, FC Den Bosch, FC
Nuernberg, FC Wintherthur, SC Kriens, dan FC Lucerne. Gantung sepatu
sebagai pemain, Van Eck langsung menjadi pelatih. Setelah meraih
sertifikat UEFA Pro Coach Licence, pria asal Belanda ini melatih klub
Jerman, Carl Zeiss Jena, dan kini di Medan Bintang.
13.
Medan Chiefs Pelatih: Joerg Steinebruner
(Jerman)
Sepak bola Asia bukan barang baru bagi Joerg Steinebruner.
Pelatih asal Jerman ini berpengalaman melatih sejumlah klub Singapura,
seperti Woodland Wellington, Sengkang Punggol, dan Etoile. Mulai tahun
2011, Steinebruner menangani Medan Chiefs.
14. Persebaya
Surabaya
Pelatih: Aji Santoso (Indonesia)
Tidak
ada yang menyangsikan kiprah Aji semasa masih bermain. Posisi bek sayap
kiri timnas Indonesia adalah langganannya, begitu juga dengan ban
kapten. Reputasi itu yang membuatnya pernah membela klub-klub papan atas
Tanah Air, seperti Arema Malang, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, dan
Persema Malang. Sejak 2009, Aji dipercaya menangani Persebaya.
15.
Persema Malang
Pelatih: Timo Scheuneman
(Jerman)
Pelatih kelahiran Jerman yang fasih berbahasa Indonesia ini
pernah bermain di klub college Amerika Serikat, Master
Mustangs, dan pada 1997 menjadi pemain Persiba Balikpapan. Setelahnya,
Indonesia seakan menjadi tanah air bagi Timo. Memegang lisensi
kepelatihan UEFA A sejak 2007, Timo pernah dipercaya menangani timnas
sepak bola putri Indonesia di SEA Games 2008 dan Persema sejak 2010.
16.
Persibo Bojonegoro
Pelatih: Sartono Anwar
(Indonesia)
Sartono adalah sosok yang sudah lama dikenal pencinta
sepak bola Indonesia. Salah satu pencapaian besar Sartono adalah membawa
PSIS Semarang menjadi juara perserikatan 1987 dengan mengalahkan
Persebaya Surabaya di final. Selain melatih Persibo, Sartono juga sempat
duduk di bangku pelatih timnas futsal Indonesia pada 2002.
17.
Real Mataram
Pelatih: Jose Basualdo
(Argentina)
Jose Basualdo pernah mencicipi Piala Dunia 1990 dan 1994
semasa masih bermain membela timnas Argentina. Seusai gantung sepatu,
Basualdo menangani klub Ekuador, Deportivo Quito. Setelahnya, Basualdo
menangani sejumlah klub Amerika Latin, seperti Universitario de
Deportes, El Porvenir, Cienciano, Santiago Morning, dan Universidad de
Santiago FC, sebelum akhirnya dipinang Real Mataram.
18.
Semarang United FC
Pelatih: Edy Paryono
(Indonesia)
Edy Paryono merupakan pelatih yang berpengalaman karena
sempat menyerap ilmu dari Ivan Kolev dan Peter Withe ketika menjadi
asisten dua pelatih Eropa itu di timnas Indonesia. Setelahnya, Edy
menjadi pelatih PSIM Yogyakarta, PSIS Semarang, Persipur Purwodadi,
hingga akhirnya menangani Semarang United pada musim perdana Liga Primer
Indonesia.
19. Tangerang Wolves
Pelatih:
Paulo Camargo (Brasil)
Di negara asalnya, Brasil, Paulo Camargo
dikenal sebagai pelatih yang sangat serius menangani tim dan jeli
menciptakan pemain berbakat. Salah satu anak didiknya adalah Kaka ketika
masih bermain di tim yunior Sao Paulo Futebol Clube. Kini, kemampuan
tersebut dapat ditularkan ke Indonesia. (LPI)