TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Waktu penyelenggaraan Kongres PSSI 9 Juli 2011 di Solo semakin dekat. Namun Persibo Bojonegoro sebagai salah satu pemilik suara, tak juga memperoleh kepastian akan diberikannya hak suara dalam kongres.
"Pada akhir April kami sudah sampaikan ke LPI agar hak suara kami di Kongres PSSI dikembalikan. Sampai saat ini kami masih menunggu informasi dari LPI," kata Ketua Umum Persibo Bojonegoro, Taufik Risnendar, dalam perbincangan dengan Tribunnews.com, Minggu (26/6/2011).
Persibo mengandalkan LPI untuk menagih hak suara ke PSSI karena LPI adalah lembaga kompetisi yang mewadahi klub kebanggaan warga Kota Bojonegoro itu. "Kami sudah sampaikan surat tertulis kepada LPI. Tapi pada kongres yang buntu 20 Mei di Jakarta kami tak dapat hak suara," kata Taufik yang juga Komandan Kodim Bojonegoro berpangkat Letkol (inf) TNI AD.
Taufik mengakui hingga jelang dua pekan sebelum Kongres PSSI di Solo, Laskar Angling Dharma julukan Persibo tak kunjung menerima undangan. Kekuatiran mereka adalah kejadian pada kongres 20 Mei 2011 terulang.
Saat itu Persibo tak mendapat hak suara karena dianggap bergabung dengan kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) yang dianggap ilegal. Padahal saat itu klub PSM Makassar yang juga bergabung LPI mendapatkan hak suara di Kongres PSSI.
Terkait pertemuan pihak LPI dengan Komite Normalisasi (KN) PSSI, Jumat (24/6/2011), Taufik mengatakan seharusnya status Persibo tak lagi menjadi masalah. "Secara resmi kami belum dapat hasil pertemuan itu. Tetapi dengan pengakuan pada LPI mestinya hak Persibo diberikan," kata Taufik.
Dia mengatakan soal pertemuan LPI dan KN PSSI, akan dilaporkan CEO Persibo, Ferry Kodrat ke seluruh tim Persibo pekan depan.