TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Liga Primer Indonesia (LPI) bakal tak lagi dianggap kompetisi ilegal usai pertemuan antara perwakilan Komite Normalisasi (KN) PSSI dengan jajaran LPI di Jakarta Jumat (24/6/2011). Namun belum jelas bagaimana format kompetisi dan kedudukan LPI dengan Indonesia Super League (ISL).
Sebelumnya beredar kabar bahwa kompetisi LPI harus menerima posisi dari bawah jika bergabung dengan PSSI. Sedangkan kasta tertinggi kompetisi PSSI tetaplah ISL. Ketua Umum Persebaya 1927, Saleh Ismail Mukadar, sebagai salah satu peserta kompetisi LPI menolak skenario tersebut.
"Itu pikiran oranng bodoh jika menempatkan LPI di bawah ISL," ujar Saleh yang juga Juru Bicara Kelompok 78 pemilik suara Kongres PSSI (Kelompok 78) kepada Tribunnews.com, Minggu (26/6/2011).
Menurut Saleh syarat-syarat sebuah kompetisi dan tim profesional sudah dipenuhi oleh LPI dan klub yang menjadi pesertanya. "Syarat-syarat liga profesional klub dikelola mandiri, punya home base, unit development dan bukan amatir. Itu justru yang memenuhi LPI," jelas Saleh yang mengaku sudah menerima hasil kabar pertemmuan LPI dan KN PSSI akhir pekan lalu.
Saleh mengatakan hasil pertemuan tersebut sifatnya masih sebatas pengakuan aspek legalitas kompetisi LPI. Tetapi format kompetisi di PSSI masih akan dibicarakan lagi. "Saya sudah dapat kabar dari LPI masih secara lisan saja," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Persibo Bojonegoro, Taufik Risnendar, menyatakan PSSi semestinya justru mengakomodasi pola kompetisi yang digelar LPI. Bukan malah menempatkan posisi LPI lebih rendah dari ISL. "Kalau kasta LPI lebih rendah dibanding ISL itu tidak mungkin. Itu akan jadi perdebatan. Justru konsep LPI yang harus ditiru" Taufik yang juga Komandan Kodim Bojonegoro berpangkat Letkol (inf) TNI AD.