TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kongres Luar Biasa PSSI boleh saja usai. Tapi perjalanan PSSI dengan kepempimpinan yang baru masih menyisakan perjalanan panjang. Gabungan para suporter memberikan pekerjaan rumah kepada Ketua Umum PSSI Djohar Arifin seperti Busyro Muqoddas sebagai ketua KPK.
"Dia harus berani menangkap dan memenjarakan koruptor dan penjahat di sepakbola. Seperti diketahui sepakbola kita rentan akan korupsi dana APBD dan pengaturan skor," ujar Apung Widari dari Save Our Soccer (SOS) dalam rilis bersamanya ke Tribunnews.com, Senin (11/7/2011).
Pekerjaan rumah lainnya, Djohar harus mematuhi Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 22 tahun 2011, untuk segera mungkin melaksanakan sepakbola tanpa APBD. "Hal ini penting dan menjadi prioritas karena Permendagri tersebut berlaku mulai 1 Januari 2011," imbuhnya.
Tak dipungkiri, tugas pokok Djohar sebagai ketua umum harus mempercepat perbaikan kompetisi sepakbola Indonesia. Dengan jalan memasukkan orang-orang bersih dalam Badan Liga-nya. Sehingga tak ada lagi pengaturan skor, suap, yang dapat menimbulkan bentrok antarsuporter.
"Sudah saatnya sepakbola kita memasuki era Industri sepakbola, supporter nyaman, prestasi bagus dan Timnas yang yahud," ujar Helmi Atmaja dari Aliansi Suporter Indonesia (ASI).
Sebagai satu-satunya calon ketua umum yang menandatangani pakta integritas, Djohar harus patuh. Nanang Ariadi dari komunitas Cornel mengaku akan mengawal kepemimpinan Djohar dan kawan-kawan. Ia mengaku tak segan menegur jika ada poin pakta integritas yang dilanggar pengurus PSSI selama empat tahun ke depan.