Laporan Wartawan Tribun Jogja, Joko Widiyarso
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Persiba Bantul kedatangan anggota baru. Dia adalah Muhammad Mifqi, seseorang yang berprofesi sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia.
Mifqi resmi menjadi bagian laskar Sultan Agung sejak Setelah 2 Januari lalu. Ia pun berjanji tak akan menyia-nyiakan waktu yang ada bersama Ezequiel Gonzales cs musim ini.
Bagi Muhammad Rifqi, sepak bola dan tentara adalah dua hal yang tak akan bisa dipisahkan dari hidupnya. Ia bahkan mengatakan bahwa sejak kecil telah menginginkan dua profesi tersebut untuk dijalani bersama-sama.
Saat ditanya mengenai mana yang lebih dipilih antara sepak bola dan tentara, dengan berat hati ia menyatakan bahwa sepak bola menjadi yang pertama baginya. Namun, ia tetap berharap agar dua-duanya dapat berjalan bersamaan.
"Tapi saya berharap agar sepak bola saya terus berjalan, tapi karier saya di tentara juga tetap berjalan. Karena keduanya sudah menjadi pilihan saya. Saya kira saya bisa menjalani keduanya dengan baik nanti," ungkapnya.
Untuk itu, ia berharap agar keberadaanya di Bantul saat ini tidak
mengganggu statusnya sebagai seorang prajurit. Pasalnya, ia pun tidak akan melepaskan begitu saja satuannya. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, ia akan meminta izin untuk kembali ke satuannya.
Sebagai sebuah rumah baru, Mifqi mengakui harus segera beradaptasi
dengan kebiasaan tim Persiba Bantul. Hal itu telah dirasakannya saat pertama kali masuk Stadion Sultan Agung, Bantul.
Pada saat itu, setelah bertemu dengan Pelatih Persiba Bantul, Muhammad Basri, ia secara otomatis menjawab pertanyaan pelatih berusia 69 tahun itu ala militer di satuannya. Ia berujar bahwa sebenarnya hal itu masih terbawa hingga saat ini.
"Memang saat itu saya masih reflek dan masih terbawa suasana di satuan saya. Saya terbiasa dengan jawaban 'siap' terlebih dahulu, sebelum jawaban panjang selanjutnya," katanya seraya tertawa.'
Maka dari itu, ia menyatakan akan terus menyesuaikan diri dengan tim agar proses latihan bisa berjalan dengan baik.
"Pastinya saya akan terus berusaha beradaptasi dalam tim. Contohnya ya seperti tadi. Saya akan coba untuk tidak menjawab dengan jawaban 'siap', tapi langsung saja. Atau mungkin dengan jawab 'iya' saja," jelasnya.
Padahal, lanjutnya, jika memang menjawab dengan jawaban "siap", hal itu dinilai tidak terlalu bermasalah. Lagipula, jawaban siap adalah jawaban yang menyatakan ketegasan bagi seorang prajurit di TNI AD maupun di Laskar Sultan Agung.
"Tapi saya pilih untuk menggunakan kata-kata biasa saja, tidak seperti saat berada di satuan dulu. Saya akan mencoba menyesuaikan diri dengan pemain lain dalam tim untuk kelancaran latihan," tuturnya.(*)