TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tidak adanya kejelasan nasib di musim depan, serta tunggakan gaji yang belum dibayarkan membuat pemain-pemain Persebaya 1927 atau Persebaya LPI mengambil sikap tegas nan pilu.
Para pemain memilih membubarkan tim ketimbang bertahan dengan situasi yang tidak jelas dan rumit.
Di kompetisi Liga Prima Indonesia (LPI), status klub yang terlibat dualisme—artinya ‘kembarannya’ juga berlaga di Liga Super Indonesia (LSI)—di musim depan tidak memiliki gambaran masa depan yang jelas. Persebaya yang terbelah menjadi dua; Persebaya 1927 di LPI dan Persebaya DU di LSI pada level Divisi Utama belum tentu dapat tempat di musim depan.
Di musim depan, akan terjadi peleburan kompetisi. LPI dan LSI bergabung. Ironisnya, LPI hanya kebagian jatah empat tim, itu pun dengan catatan tim yang lolos tidak terlibat dualisme. Sedangkan LSI mendapatkan jatah sebanyak18 tim. Bermula dari sinilah, gonjang-ganjing menghantam Persebaya 1927.
Gayung pun bersambut, kondisi internal Persebaya 1927 lambat laun mulai goyah. Buntutnya, gaji pemain di Bulan April hanya terbayarkan separo dan Bulan Mei belum terbayarkan sama sekali. Inilah yang membuat loyalitas Andik Vermansyah terhadap tim yang bermarkas di Karanggayam ini goyang.
Pemain pun merencanakan untuk bertemu secara langsung dengan petinggi-petinggi tim berjuluk Bajul Ijo ini guna membicarakan masa depan, serta kejelasan hak-hak pemain yang belum dilunasi. Hingga Kamis (23/5/2013) petang, dua petinggi Persebaya 1927, Saleh Ismail Mukadar selaku Komisaris Utama dan Cholid Gomorah selaku Direktur Utama, pun hilang bagai ditelan bumi.
Akhirnya disepakati, pemain, pelatih, dan official menggelar pertemuan internal sendiri di Mess Eri Irianto, Karanggayam Surabaya. Hasilnya pun sungguh ‘luar biasa’. Para pemain sepakat membubarkan tim Persebaya 1927 dan memilih jalannya masing.
“Ini (membubarkan tim) adalah keputusan bersama. Manajemen sudah berjanji akan membayar gaji, tapi mereka tak pernah datang,” kata bomber Persebaya 1927 asal Argentina, Fernando Soler, Kamis (23/5/2013) petang.
Sejauh ini, Soler memang dikenal sebagai pemain paling loyalitas pada Bajul Ijo. Meskipun hak-haknya sering diabaikan oleh manajemen, toh pemain gondrong ini masih memilih loyal. Namun, loyalitas Soler pun ada batasnya. Ia tidak bisa terus-terusan bergantung pada tim yang tidak bisa memberikan hak-haknya.
Kepada Surya, Soler sempat mencurahkan isi hatinya. Bahwa ia akan meninggalkan Persebaya 1927 jika gaji dan fasilitas yang dijanjikan kepadanya tidak ditepati. Soler pun mengaku ada beberapa kontestan LSI yang melamarnya.
Di pertemuan yang digelar di Mess Eri Irianto itu, kapten tim sekaligus pemain senior, Mat Halil, tidak tampak batang hidungnya. Dua pemain asing, Mario Karlovic dan Goran Gancev pun tidak ada. Juga kiper Endra Prasetya, Yusuf Hamzah, dan Rendi Irwan tak hadir dalam pertemuan penting ini.
Sementara itu, hingga berita ini ditulis, tak ada satu pun petinggi Bajul Ijo yang berkenan buka suara. Saleh Ismail Mukadar dan Cholid Gomorah tidak menjawab ketika Surya menghubungi mereka via ponsel.(fathkul alamy/surya)