TRIBUNNEWS.COM – Kenyataan pahit harus diterima Persib Bandung saat dijamu tuan rumah Persita Tangerang di Stadion Siliwangi, Sabtu (25/5/2013). Meski berstatus tamu, namun Persib bisa dibilang sebagai tuan rumah karena lokasi pertandingan digelar di Bandung dan disesaki puluhan ribu bobotoh.
Sayang dalam pertandingan itu, Persib harus berbagi angka dengan sang tuan rumah karena hasil akhir 2-2. Banyak peluang didapat. Dua kali eksekusi Hilton Moreira membentur mistar dan hal yang sama juga terjadi ketika Kenji Adachihara melepaskan tendangan dari luar kotak penalti. Bukan hanya itu, Sergio van Dijk sebenarnya mampu membobol gawang Reky Rahayu pada menit 36. Walau tak offside, namun asisten wasit mengangkat bendera tanda offside sehingga gol tersebut dianulir.
Jika saja gol tersebut tidak dianulir, bukan tidak mungkin jalannya cerita pertandingan tersebut dari menit 36 hingga 90 akan berbeda. Hal itu diungkapkan Manajer Persib Umuh Muchtar. Umuh mengaku heran dengan dianulirnya gol bersih setelah duel udara dengan Luis Edmundo tersebut. "Saya benar-benar heran, kenapa dianulir, padahal tidak ada benturan fisik dan tidak offside," tanya Umuh seusai pertandingan.
Umuh melihat dengan jelas bahwa bola tersebut jelas-jelas merupakan bola crossing dari Supardi yang seharusnya tak dinyatakan offside karena Sergio dalam posisi sejajar dengan pemain terakhir Persita sebelum menerima bola.
Meski memprotes dan mempertanyakan keabsahan gol itu, Umuh mengaku tidak melanjutkan protes itu kepada wasit atau inspektur pertandingan. Dia mencoba menghormati keputusan sang pengadil di lapangan.
Umuh juga memberi apresiasi kepada pemain dan bobotoh yang tidak melakukan protes sama sekali. "Itulah kelebihannya Persib. Tidak pernah sekalipun melakukan protes, apalagi protes keras kepada wasit," katanya.
Umuh juga mengaku menerima hasil pertandingan tersebut dengan lapang dada. Menurutnya dalam sepak bola memang tidak ada yang bisa diperkirakan. "Putaran pertama kita menang 5-1 tapi sekarang imbang 2-2. Mau apalagi? inilah sepak bola yang tidak bisa diprediksi sama sekali," kata Umuh.(Tribun Jabar/set)