TRIBUNNEWS.COM – Perhelatan Piala Konfederasi 2013 di Brasil mendapat sorotan tajam. Ajang yang mempertemukan para jawara dari berbagai benua ini menghadirkan dua drama; panas di dalam dan luar stadion!
Ya, dengan kehadiran tim-tim besar yang berstatus juara dari masing-masing konfederasi seperti Uruguay, Nigeria, Jepang, Meksiko, Italia, serta juara dunia Spanyol dan tuan rumah Brasil, persaingan di Piala Konfederasi 2013 berlangsung ketat. Kecuali laga yang melibatkan Tahiti, duel-duel di Grup A maupun Grup B berjalan panas dan menegangkan.
Para suporter dari masing-masing tim, apalagi fans tuan rumah Brasil, selalu antusias memberikan dukungan di dalam stadion. Berbagai aksi dan gaya para suporter menjadi warna tersendiri, sekaligus memanaskan laga.
Suasana di luar stadion juga tak kalah panas. Di berbagai kota-kota besar yang menjadi venue pertandingan diwarnai aksi demontrasi. Setiap hari nyaris diwarnai demonstrasi yang tak jarang berujung bentrok antara pihak kepolisian dan pendemo.
Masyarakat Brasil tidak puas dengan pemerintah yang dinilai menghambur-hamburkan uang untuk penyelenggaraan Piala Konfederasi dan Piala Dunia serta Olimpiade 2016, padahal negara itu tengah dilanda krisis ekonomi.
Saat ini demonstrasi terus meluas dan makin besar. Hingga Sabtu (22/6), sekitar satu juta orang telah menguasai jalanan di kota-kota Brasil. Ini merupakan protes terbesar di Brasil dalam dua dekade terakhir.
Harian Estado memberitakan bahwa dua mobil FIFA diserang massa di Salvador, ketika berlangsung pertandingan antara Uruguay dan Nigeria, Rabu (19/6). Para pekerja FIFA juga telah diminta untuk tidak mengenakan seragam ketika keluar dari hotel.
Unjuk rasa yang terus berlangsung ini sudah membuat khawatir tim-tim yang berpartisipasi. Bahkan kencang beredar isu Piala Konfederasi akan dihentikan terkait kondisi keamanan di Brasil.
Namun FIFA menegaskan Piala Konfederasi 2013 akan tetap dilanjutkan hingga partai final akhir bulan ini. Itu artinya, Piala Konfederasi 2013 akan terus memanas seperti suhu udara di Brasil. Para kontestan yang sudah lolos ke semifinal akan bersaing mendapatkan tiket ke final, sementara para demonstran diyakini akan terus berunjuk rasa untuk menggugat pemerintahan Brasil. (Tribunnews.com/ka7)