TRIBUNNEWS.COM - Dada Leonardo Bonucci sesak saat bola melewati mistar gawang. Dia gagal mengeksekusi penalti yang maha penting.
Dia harus menggiggit seragamnya untuk mencegah air mata bercucuran.
Air mata Bonucci terus jatuh saat Jesus Navas berhasil melesakkan si kulit bundar ke gawang. Bagaimana pun, dia adalah penyebab kekalahan Italia di pertandingan semifinal Piala Konfederasi 2013 itu.
Padahal mereka telah bermain mati-matian selama 120 menit, dan berhasil menahan sang juara dunia tanpa gol.
"Saya telah menendang bola ke arah yang tepat, tapi ternyata dia melesat terlalu tinggi. Saya punya waktu setahun untuk latihan (penalti) dan menjadi lebih baik," kata kata pemain belakang Azzurri itu.
Sudah pasti kegagalan itu akan menghantuinya, entah sampai berapa lama. Kini dia merasa sebagai "penjahat", terutama bagi teman-temannya yang sudah berjuang selama 120 menit itu.
"Kami bermain sangat hebat. Italia membuat juara dunia kesulitan. Seharusnya kami yang menang. Italia akan menjadi lawan yang penting di Piala Dunia tahun depan," kata pemain berusia 26 tahun itu.
Bonucci juga mengritik cuaca panas kota Fortaleza, yang mencapai sekitar 30 derajat Celcius pada Kamis (27/6).
Apalagi pertandingan dilakukan pukul 16.00 waktu setempat, saat Matahari masih terik-teriknya, sehingga membuat pemain cepat kehabisan tenaga.
Dia meminta FIFA memperhatikan soal jam pelaksanaan pertandingan demi kesehatan pemain. Padahal selama ini pelaksanaan pertandingan di jam-jam yang "ajaib" itu demi memuaskan penonton di Eropa.
Selengkapnya di edisi cetak Berita Kota Super Ball