News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Piala Konfederasi 2013

Piala Konfederasi Bukan Akhir Kejayaan Tim Matador

Penulis: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fred dan Neymar merayakan gol ke gawang Spanyol di final Piala Konfederasi

TRIBUNNEWS.COM – Banyak yang menyatakan kekalahan Spanyol dari Brasil di final Piala Konfederasi 2013 adalah akhir dari masa kejayaan tim Matador. Di tangan tim Samba, Spanyol menyerah dengan skor cukup telak 3-0, dan menjadi kekalahan terbesar sejak 1985.

Rasanya terlalu dini untuk menyimpulkan Tim Matador telah mati setelah satu kekalahan di partai final pemanasan Piala Dunia tersebut. Harus diingat bahwa ini hanyalah kekalahan pertama Spanyol dalam 29 laga sejak terakhir kali kalah dari Swiss di babak penyisihan grup Piala Dunia 2010.

Harus diingat pula bahwa Spanyol adalah tim yang telah memenangkan tiga kompetisi mayor berturut-turut mulai dari Euro 2008, Piala Dunia 2010, dan Euro 2012.

Memvonis kehancuran Spanyol hanya dari Piala Konfederasi jelas sangat prematur. Metodologi permainan tiki-taka diprediksi masih takkan mudah dimatikan sebagaimana permainan Barcelona yang masih diakui kehebatannya meski telah banyak tim yang menemukan antitesanya.

Jika mau dianalisis dengan detail, ada tiga sebab kekalahan Spanyol dari Brasil. Sebagai tuan rumah, Brasil tentu sangat mempersiapkan laga ini dengan sempurna sementara di satu sisi Spanyol salah dalam melakukan pemilihan pemain dan para pemain mereka tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup dibandingkan Brasil.

"Mereka (pemain Brasil) mengejar kami hampir di seluruh bagian lapangan, mereka tidak takut untuk untuk melakukan konfrontasi fisik dan itulah yang membuat ritme permainan kami pecah," kata Pelatih Spanyol Vicente Del Bosque dilansir ESPN.

Striker Spanyol Fernando Torres lalu menjelaskan tentang penyebab kekalahan timnya dari Brasil. Diakuinya gol cepat yang dicetak Brasil punya pengaruh besar dalam menentukan jalannya pertandingan hingga akhir laga.

"Kuncinya adalah kami kemasukan gol cepat di babak pertama dan kedua. Pendekatan kami dalam permainan harus berubah, kami lalu melakukan serangkaian serangan balik tapi kami gagal beradaptasi dengan situasi," ujar Torres.

Namun demikian, Del Bosque menegaskan bahwa kekalahan itu adalah pelajaran penting buat Spanyol untuk masa depan selanjutnya. Dia berjanji akan kembali mereorganisir skuadnya untuk perhelatan Piala Dunia 2014.

"Kami tidak terbawa situasi ketika kami menang, kami juga tidak akan melakukan itu sekarang dalam situasi kalah. Kami tahu betapa sulitnya untuk menang. Mungkin sesekali ada baiknya kalah, jadi kami tidak percaya bahwa kami tak terkalahkan." ujar Del Bosque.

Senada dengan sang pelatih, Torres lalu berusaha menyadarkan semua orang yang selama ini menilai Spanyol sebagai tim yang sangat superior. Kekalahan ini membukakan mata semua pihak bahwa sejatinya memenangkan pertandingan bukan hal yang mudah dicapai.

"Semua orang berpikir bahwa Spanyol akan memenangkan setiap pertandingan dan melaju ke final. Tapi itu selalu tidak mudah. Apa yang kami usahakan bukanlah hal mudah sebab Anda takkan selamanya menang," ujar Torres.

Memang ada banyak pelajaran diambil Spanyol dari hasil kekalahan ini. Mereka sudah harus mulai berpikir bagaimana meremajakan skuad timnas dengan memasukkan para pemain muda dari skuad U-21 yang baru saja menjuarai Euro U21.

Tantangan bagi Spanyol sangat jelas bahwa mereka harus kembali mempelajari faktor-faktor kelemahan tim dan meminimalkan kemungkinan terburuk itu terjadi lagi di Piala Dunia 2014. Apapun itu, Spanyol diprediksi masih akan masuk dalam jajaran tim favorit untuk menjuara Piala Dunia tahun depan.(Tribunnews.com/cen)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini