News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2013

Pemain dan Pelatih Terpaksa “Kucing-kucingan” Saat Latihan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah pemain Persijap Jepara tetap berlatih selama bulan ramadan.

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Agung Yulianto

TRIBUNNEWS.COM — Puasa menahan haus dan lapar tidak menjadi halangan bagi para atlet untuk tetap berlatih. Sejumah pemain sepak bola pun mempunyai berbagai kiat agar tetap bugar selama bulan Ramadan ini.

Misalnya saja seperti dilakukan oleh para pemain Persijap Jepara. Anak-anak asuhan pelatih Raja Isa ini tetap berlatih keras selama Ramadan terhitung mulai Senin (14/7/2013) hingga 6 Agustus mendatang. Bedanya, jika pada hari-hari biasa mereka berlatih dua kali dalam sehari, saat Ramadan, pemain Laskar Kalinyamat ini hanya berlatih satu kali pada sore hari.

Berlatih dan berpuasa memang cukup berat. Oleh karenanya, manajemen tim dan pemain harus pintar-pintar memilih menu makanan.

Bek kiri Persijap, M Fauzan Jamal, mengatakan, memilih cokelat sebagai penambah daya tahan fisiknya selama puasa. Setiap hari, dia mengonsumsi cokelat selepas tarawih, sekitar pukul 21.00. Cokelat dijadikannya sebagai pengganti karbohidrat. “Menu wajib buka puasa, es buah,” kata pemain asal Padang, Sumatera Barat ini sambil tersenyum, pekan lalu.

Pemain dengan nomor punggung 12 ini pernah merasakan beratnya latihan saat puasa ketika membela Tim Nasional U-20 beberapa tahun silam. Kala itu dia berlatih untuk persiapan Pra-Piala Asia di Singapura. Kebetulan, sesi latihan dilakukan saat Ramadan. “Waktu itu latihan sehari dua kali, pagi dan sore,” lanjutnya.

Ketika pagi hari, dia dan pemain lain yang berpuasa masih bersemangat. Namun keadaan akan berubah saat sore hari. Stamina pemain sudah turun drastis. Rasa haus, sambungnya, adalah kendala paling besar saat itu. Pada sore harinya, dia dan pemain lainnya kadang harus "kucing-kucingan" dengan pelatih.

“Latihan sore tidak begitu maksimal. Kalau diperhatikan pelatih, langsung semangat, kalau pelatih tidak memperhatikan, ya seperti itu,” ucapnya sambil tertawa.

Ketika itu sehabis latihan pagi, tenaga benar-benar terkuras. Rasa haus menyerangnya selepas tengah hari. Namun hal itu tidak membuatnya menyerah dan membatalkan puasa. Fauzan, selalu berpuasa penuh saat Ramadan.

Sementara ketika ditanya apakah latihan rutin yang dijalaninya saat ini terpengaruh oleh puasa, menurutnya, sedikit banyak memang ada pengaruhnya. Haus adalah hal yang paling memengaruhi performanya saat latihan.

Beruntung, materi latihan tidak diberikan penuh oleh pelatih. Jika biasanya dalam sekali latihan diwajibkan sprint 10 kali, pada Ramadan seperti sekarang ini, pemain paling hanya tiga kali melakukan sprint.

Hal senada juga dikatakan pemain Persijap lainnya, Anam Syahrul. Berlatih sambil menjalankan ibadah puasa memang tidak semaksimal hari biasa. Namun dia sadar, berlatih tatkala Ramadan adalah untuk kebaikannya juga. Yakni untuk tetap menjaga kebugaran fisik.

Awal Ramadan, Persijap libur latihan selama satu minggu. Untuk menjaga kebugaran fisik, Anam memilih pergi ke tempat fitnes setelah tarawih. Namun menjaga kebugaran fisik di tempat fitnes dirasanya sangat berbeda dengan berlatih bersama. “Kalau berlatih bersama, semangatnya bertambah. Sedangkan jika sendiri, kita cepat bosan,” ucapnya kepada Tribun di sela-sela latihan.

Berlatih bersama, menurutnya, juga efektif mempertahankan naluri bermain bola. Tidak berbeda jauh dengan Fauzan, kendala utama latihan di bulan puasa, menurut Anam, adalah rasa dahaga. Lapar, tuturnya, tidak begitu mengganggu. Rasa haus dirasakannya saat menjelang berakhirnya latihan.

Terpisah, pemain Persis Solo, Feryanto mengatakan, selama Ramadan ini, latihan di klubnya vakum. Namun bukan berarti dia sama sekali tidak melakukan aktifitas untuk menjaga kebugaran fisik selama Ramadan. “Saya biasanya bermain futsal,” katanya.

Mantan pemain timnas yang kini membela PSIS Semarang, Nurul Huda, juga tetap berlatih keras selama Ramadan. Menurut bek kanan PSIS ini, timnya memang vakum latihan selama Ramadan. Namun pemain harus menjaga kebugarannya masing-masing.

Untuk itu Nurul Huda yang kini tengah berada di Sidoarjo, Jawa Timur, setiap sore selalu bermain bola. Dia dan teman-temannya di Sidoarjo memanfaatkan lapangan kampung.

"Setiap sore saya tetap bermain bola meskipun puasa, mulai latihan pukul 16.00. Untuk menjaga kebugaran fisik," katanya ketika dihubungi Tribun Jateng.

Selain itu, selepas tarawih, Nurul Huda juga melatih fisiknya. Hampir setiap hari selama puasa, dia selalu pergi ke tempat fitnes untuk berolahraga.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini