TRIBUNNEWS.COM, MALAGA - Pelatih Malaga asal Jerman, Bernd Schuster, menjadi salah satu yang menghalalkan penggunaan doping dalam sepak bola. Namun, penggunaan doping yang dihalakan Schuster itu hanya untuk beberapa keperluan tertentu.
Schuster, menganggap ada beberapa situasi yang bisa membuat doping menjadi halal dalam sepak bola. Salah satunya jika digunakan untuk proses pemulihan.
"Selama untuk keperluan penyembuhan, saya tak menyalahkan hal itu (doping). Jika pemain bisa mencapai level kebugaran maiskmal dalam dua sampai tiga pekan lebih cepat, penggunaan doping menjadi masuk akal," tutur Schuster.
Bulan ini, media di Jerman tengah mengapungkan adanya dugaan doping yang melibatkan final Piala Dunia 1954 di Bern. Pada laga itu, Jerman Barat sukses menjadi yang terbaik setelah menang 3-2 dari Hungaria.
"Doping bukan untuk meningkatkan level stamina pemain hingga 120, 150, atau bahkan 180 persen. Ini soal bagaimana mengembalikan kebugaran pemain ke level normal dalam tempo cepat," sambung Schuster.
"Doping tidak dilarang pada era karier saya sebagai pemain, karena tidak ada seperti yang kita kenal sekarang. Tidak ada stimulan dalam arti klasik. Kami tidak pernah mempertanyakan apa yang dokter berikan kepada kami, karena itu bukan untuk membuat level kami meningkat hingga 200%, melainkan untuk memulihkan luka ringan atau penyakit," pungkas Schuster.
Duniasoccer/irawan