Mourinho hengkang pada 2000 dan memulai karier kepelatihannya sendiri. Sementara Pep pergi setahun kemudian. Saat itu tak ada yang menyangka, mereka akan kembali bertemu, dalam salah satu perseteruan terseru di dunia sepak bola.
Oposisi Biner
Jika banyak yang lupa atau bahkan tak tahu bahwa Pep dan Mou pernah bersama dalam satu klub, mungkin rasanya wajar. Apalagi jika menilik persaingan saat Pep melatih Barcelona dan Mou di Real Madrid.
Fakta ini diruncingkan media serta publik yang menempatkan keduanya sebagai "oposisi biner". Mou dengan gaya blak-blakan dengan mulut pedas, dilabeli sosok antagonis. Sementara Pep yang cenderung lebih kalem dan tak terlalu banyak bicara diposisikan sebagai sosok protagonis.
Bahkan, pada titik tertentu persaingan Pep dan Mou terasa sama sengitnya seperti Batman dan Joker dalam The Dark Knight karya Christopher Nolan. Rivalitas yang mengakar tetapi saling melengkapi.
Sosok Pep takkan menonjol tanpa kekontrasan yang ditawarkan Mourinho, begitu pun sebaliknya. Untuk hal ini, Alrfredo Relano, pimpinan harian olahraga Spanyol AS punya penjelasan sendiri.
"Peran sosok antagonis sangat cocok di Spanyol, karena akan selalu ada Spanyol merah dan biru, Spanyol yang terpisah dan Spanyol yang terpusat, Spanyol-nya Guardiola dan Mourinho. Dualitas adalah sesuatu yang yang disukai banyak orang. Mourinho telah menebalkan perbedaan cara pandang sepak bola Barcelona dan Madrid," jelasnya, dikutip dari buku yang sama.
Selain perbedaan persona yang mengemuka di mata publik, Pep dan Mou pun punya gaya yang berbeda. Perbedaan visi ini terhampar di lapangan hijau dan kerap bertanggung jawab atas pertandingan yang memukau jutaan pasang mata.
Di Barcelona, Pep memiliki pemain-pemain binaan akademi La Masia. Dia mencoba menanamkan sejumlah filosofinya, yakni penekanan pada operan, kerja sama tim, serta kelakuan yang baik di dalam dan luar lapangan. Di sisi lain, Mou di Madrid harus menghadapi sekumpulan pemain yang bersedia bersumpah setia untuknya, demi sebuah kemenangan dengan segala cara yang bisa ditempuh.
Bertukar zona..
Pun begitu, di tengah kekontrasan yang mereka miliki, Pep dan Mou terikat dalam cinta yang sama. Cinta terhadap sepak bola.
Mereka sama-sama haus kemenangan dan punya kemampuan memimpin. Di Barca dan Madrid, maupun kini di Bayern Muenchen dan Chelsea, mereka punya pemain-pemain bintang yang siap dikomando demi merengkuh titel.
Namun berbicara mengenai Bayern dan Chelsea, dua klub ini adalah pembeda lain dalam milestone Pep dan Mou sebagai pelatih.
Setelah empat tahun melatih Barcelona dan berada di lingkungan yang familiar sejak ia remaja, Pep kini mendobrak zona nyamannya. Menampik tawaran klub-klub Premier League, pria Santpedor ini memilih berlabuh di Bayern. Ia bertemu dengan negara, bahasa, kebudayaan serta sebuah klub dengan ciri berbeda dengan Barcelona. Untuk pertama kali dalam karier kepelatihannya, Pep berada jauh dari Barcelona.