TRIBUNNEWS.COM - Michu menjadi bagian penting dari Swansea City.
Musim lalu ia menjadi pemain paling produktif di timnya meski posisinya bukanlah striker.
Akhir pekan lalu, ia mencetak gol pembuka ketika Si Angsa menang 2-0 atas Crystal Palace. Itu adalah gol ketiganya di Liga Inggris dan gol kelimanya di semua kompetisi musim ini.
Meski demikian pelatih Swansea, Michael Laudrup mengaku tidak bisa memastikan kelanjutan pemain berpaspor Spanyol itu. Pemain yang musim lalu mengemas 18 gol di 35 laga Liga Inggris itu banyak diincar klub besar. Pada bursa transfer musim panas lalu, ia juga hampir meninggalkan Stadion Liberty, kandang Swansea.
Meski pun akhirnya Michu memilih tetap bermain di kalub asal Wales itu, Laudrup tidak menjamin mampu mempertahankan eks pemain Rayo Vallecano itu. Menurutnya jika Michu ingin pergi, pihak klub tidak bisa berbuat banyak.
"Hal yang paling penting dalam hal ini adalah apa yang diinginkan pemain. Untuk saat ini Michu ingin bertahan di sini. Ia ingin bertahan di sini karena ia ingin menjalani musim keduanya di Liga Inggris dan bermain di Liga Europa." tutur Laudrup.
"Apa yang akan terjadi di kemudian hari? Saya tidak tahu, tapi menurut saya hal yang paling penting adalah keinginan pemain. Saya tidak meragukan komitmen Michu pada musim ini karena ia sendiri yang ingin bertahan di sini. Untuk musim depan, saya tidak bisa menjawabnya," imbuh pelatih asal Denmark ini.
Laudrup pun tidak bisa menyembunyikan kekagumannya pemain berusia 27 tahun ini dalam urusan mencetak gol. Terlebih jika melihat aksi Michu saat melawan Palace.
"Saya tidak bisa melihatnya hanya sebagai pencetak gol sebab bagi saya ia bukanlah seorang striker. ia adalah gelandang serang, yang bisa mencetak gol dari mana saja, dan bisa bermain sebagai striker. Jadi sekali pun ia tidak mencetak gol dalam tiga pertandingan itu bukan masalah bagi saya," kata Laudrup.
Di mata Laudrup, Michu dinilai sebagai pemain yang cerdas. Selain mencetak gol Michu juga bisa mengatur tempo permainan. Tidak aneh jika suatu saat itu berlari-lari seperti membuang energi.
"Padahal dia melakukan hal itu agar timnya juga bisa mengambil nafas sekaligus mengatur tempo," imbuhnya.
Selengkapnya baca edisi cetak Berita Kota Super Ball, Selasa (24/9/2013)