TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kesabaran pemain-pemain Persebaya 1927 rupanya sudah habis terkait tunggakan gaji yang belum dibayar. Para pemain pun memutuskan mengruduk rumah CEO Persebaya, Cholid Ghoromah untuk menagih gaji, Selasa (22/10/2013).
Ada sebanyak 10 pemain Bajul Ijo yang mendatangi rumah Cholid. Pemain memilih ke rumah Cholid, guna menagih gaji yang belum dibayar mulai bulan Juni 2013 lalu.
Sesampai di rumah Cholid, pemain ternyata tidak bisa bertemu. Para pemain hanya ditemui salah seorang anak Cholid dan mengatakan yang bersangkutan sedang tidak ada di rumah.
Striker asing Persebaya, Fernando Soler meminta supaya Cholid mau bertanggungjawab atas gaji dirinya dan rekan-rekannya yang belum dibayarkan. “Situasinya saat ini memang sangat sulit. Anak dan istri saya harus makan. Kalau kami tidak melakukan ini (mendatangi rumah Cholid), siapa lagi. Hak-hak pemain harus dibayar,” jelas Soler
Soler mengaku, gaji sebagai pemain sepak bola adalah segala-galanya. Karena untuk biaya hidup keluarganya.
Untuk menyambung hidup keluarganya, Soler mengaku pernah mengikuti pertandingan antarkampung (Tarkam) di sebuah turnamen.
“Honor dari main, ya lumayan. Biasa untuk menyambung hidup," aku striker asal Argentina ini.
Salah satu pemain yang menolak disebut namanya menuturkan, Cholid diduga ada di rumah saat pemain mendatanginya.
"Pas didatangi, mobilnya terlihat ada di depan rumah kok,” tuturnya.
Para pemain Persebaya mendesak, supaya manajemen Persebaya mau membayar gaji pemain yang belum dilunasi. Padahal, kompetisi sudah tidak ada dan pemain sepertinya dibiarkan.
"Jangan palsu-palsu. Kalau janji, ya harus ditepati," cetus salah satu pemain.
Cholid Ghoromah sendiri belum memberikan konfirmasi. Telpon selulernya ketika dihubungi tidak bisa nyambung.
Mantan asisten manajer tim Persebaya ini, sebelumnya berjanji konsorsium di Jakarta bakal melunasi bayaran kepada pemain.
"Konsorsium tidak akan lari dari tanggungjawab. Pemain diminta bersabar, karena pasti dibayar," kata Cholid, belum lama ini.(fathkul alamy/surya)