TRIBUNNEWS.COM - Ada cerita berupa teror pembunuhan yang ditujukan kepada salah satu petinggi AC Milan saat hendak menjual Sandro Tonali ke Newcastle United.
CEO AC Milan, Giorgio Furlani, mengatakan bahwa menjual Sandro Tonali ke Newcastle United merupakan salah satu hari paling sulit baginya di klub.
Di tengah situasi yang menegangkan, ia bahkan mendapatkan ancaman pembunuhan dari penggemar.
Pernyataan Furlani ini dicantumkan dalam sebuah dokumen sepanjang 24 halaman yang dirilis oleh Harvard Business School.
Dokumen tersebut berisi komentar dari sang direktur tentang bagaimana media dan penggemar dapat memengaruhi dinamika sehari-hari di dalam klub.
AC Milan memutuskan untuk menjual Tonali pada musim panas 2023 dengan nilai transfer yang dilaporkan mencapai 60 juta euro (Rp1 triliun).
Namun, langkah ini memicu kemarahan dari pendukung Rossoneri, terutama karena Tonali adalah salah satu idola klub dan penggemar setia AC Milan sejak kecil.
Furlani menggambarkan bagaimana situasi ini berdampak pada dirinya.
"Saya menyadari volatilitas karena media dan suporter membahas tentang klub kami, tetapi saya paham bahwa tidak ada cara menghindari apa yang mereka katakan di TV atau tulis di surat kabar," ujar Furlani, dikutip dari laman SempreMilan.
"Hal ini benar-benar memengaruhi Anda pada hari-hari yang buruk, dan ada hari yang lebih buruk lagi, seperti saat saya menerima ancaman pembunuhan, misalnya ketika kami menjual Tonali, salah satu pemain terbaik kami," lanjutnya.
"Pada momen seperti itu, saya berpikir 'Oke, ini adalah hal-hal yang tidak diajarkan di Harvard Business School'." tandasnya.
Dengan kata lain, Furlani menyadari bahwa perhatian media dan penggemar dapat menciptakan ketidakstabilan.
Baca juga: Harga Mahal Kepahlawanan Tijjani Reijnders, Badai Cedera AC Milan Makin Akut
Ia mengakui bahwa tidak ada cara untuk menghindari pembicaraan tersebut, baik yang disiarkan di televisi maupun yang ditulis di surat kabar.
Situasi ini, terutama pada hari-hari yang tidak menyenangkan, sangat mempengaruhi dirinya.