TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Simon Atangana, perwakilan pesepak bola Kamerun di Indonesia, menunggu realisasi janji PSSI.
PSSI akan memberikan dana sebesar 12 ribu dolar AS atau sekitar Rp 143 juta, sebagai biaya memulangkan jenazah Salomon Bengondo ke Kamerun.
Rencana pemberian bantuan kepada Salomon diungkapkan Sekjen PSSI Joko Driyono, saat bertemu Simon Atangana dan Beliby Ferdinand selaku perwakilan keluarga pesepak bola berusia 27 tahun. Pertemuan digelar di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2013).
“Tadi Bapak Joko menjamin bahwa PSSI akan bertanggung jawab atas biaya sebesar itu. Kami sudah mendapatkan kabar dari Bapak Joko,” tutur Simon saat dihubungi.
“Kami terharu atas keputusan yang diambil PSSI untuk kasus ini. Mereka melakukan dengan cepat dan sepenuhnya. Pihak keluarga berterima kasih kepada PSSI,” imbuhnya.
Salomon Begondo meninggal pada Jumat (29/11/2013) lalu, karena menderita sakit di bagian perut. Dia tidak punya biaya berobat.
Manajemen klub Persipro Probolinggo, tempat dia bermain di kompetisi Divisi Utama PT LPIS musim 2012-2013, tidak membayarkan gajinya.
Salomon juga tidak menerima gaji sepeser pun selama semusim kompetisi. Dia hanya mendapatkan 15 persen dari nilai kontrak yang dijanjikan.
Simon mengatakan, hingga kini h sampai pihaknya belum menerima pemberitahuan dari manajemen Persipro Probolinggo, kapan gaji Salomon Bengondo akan dibayarkan. Pihaknya menyerahkan semua kepada PSSI.
“Sampai saat ini belum ada kabar dari pengurus Probolinggo. PSSI sudah mengambil alih. Artinya, bagi kami Indonesia sudah membantu menyelesaikan masalah ini,” paparnya.
“Walaupun secara langsung mereka (Persipro) belum berhubungan dengan kami. Tapi, karena PSSI sudah mengambil alih, kami berterima kasih. Sekarang tinggal komunikasi dengan PSSI, karena Probolingo tidak memberikan kabar apa-apa,” bebernya. (*)