TRIBUNNEWS.COM, BANJARBARU - SUDAH satu bulan lebih bergabung Martapura FC (MFC), namun dua pemain asing asal Kamerun, Henry Njobi Elad dan Martial Poungoue, rupanya belum hafal betul tempat-tempat tertentu di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru.
Terbukti keduanya sempat nyasar saat mau menuju tempat latihan MFC, beberapa hari lalu. Akibatnya, mereka pun terlambat tiba di lapangan Puma, Loktabat Utara, Banjarbaru.
Keadaan tambah parah saat Martial berpendapat dia dan Njobi harus terlebih dahulu berlari mengelilingi lapangan, demi membayar kesalahan atas keterlambatan itu.
Namun Njobi punya pendapat lain. Menurut dia, karena terlambat, mereka harus terlebih dahulu melapor dan meminta izin kepada tim pelatih sebelum ikut latihan.
Tetapi Martial bersikeras pada pendapatnya. Itu berdasarkan pengalamannya bergabung di tim lain. Meskipun ragu, Njobi akhirnya mengikuti keputusan Martial.
Nah saat keduanya berlari, tim pelatih MFC; Frans Sinatra, Abunawas dan Taufik, langsung memanggil. Merasa keduanya tidak melapor terlebih dahulu, tim pelatih akhirnya memberikan hukuman push up kepada mereka.
"Coba andai ikut pendapat Njobi, keduanya takkan kena hukuman push up,@ cerita Frans Sinatra seraya tertawa.
Sebenarnya, keterlambatan itu tidak disengaja oleh kedua pemain asing itu. Martial dan Njobi saat itu, salah mendatangi tempat latihan.
Mereka berangkat bersama-sama menuju lapangan Porgala di Loktabat Selatan, Banjarbaru, karena mengira sore itu Isnan Ali dan kawan-kawan latihan di sana.
Sempat sekitar setengah jam menunggu di lapangan Porgala, ternyata tak satu pun pemain maupun pelatih muncul. Keduanya pun berinisiatif menelpon pelatih, dan menanyakan mengapa di lapangan Porgala tak ada latihan.
Ternyata, saat itu, tim MFC melakukan latihan di lapangan Puma Banjarbaru. Bahkan semua pemain sudah lengkap berkumpul. Setelah mendapat penjelasan dari tim pelatih melalui telepon, keduanya pun langsung saja bergegas menuju lapangan Puma.
Pelatih kepala MFC, Frans Sinatra menerangkan, kedua pemain asing itu memang menunjukkan keseriusan dan motivasi besar bersama Laskar Sulthan Adam.
Dia berharap sikap tersebut bisa melecut motivasi pemain lainnya, saat mengarungi kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2014, mulai pertengahan April mendatang
Terlepas dari itu, Frans menegaskan, perlakuannya terhadap semua pemain adalah sama. "Kami tidak ada istilah pemain bintang. Yang salah ada sanksinya," pungkasnya. (frans rumbon/metro banjar)