TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Persija Jakarta Benny Dolo mengeluhkan sulitnya mencari tempat latihan yang memadai di Jakarta.
Ketidakpedulian Pemerintah Provinsi DKI dianggap turut menghambat prestasi Persija selama ini. Sejak awal Desember lalu, Persija menggunakan POR Sawangan untuk meramu taktik dan strategi. Namun, kondisi lapangan masih di bawah standar.
Kontur tanah menjadi becek dan berlumpur ketiga diguyur hujan, sebaliknya akan mengeras ketika panas menjelang. Kendati demikian, lapangan milik keluarga Bakrie itu tetap digunakan Macan Kemayoran untuk berlatih.
Kini skuad Persija Jakarta kembali terancam tidak memiliki fasilitas lapangan yang memadai. Apalagi, POR Sawangan akan dipugar untuk keperluan pembinaan Timnas Indonesia kelompok umur atau National Youth Training Centre (NYTC).
PSSI menunjuk POR Sawangan di mana dana pembangunanannya didapat dari FIFA senilai 500 dolar AS atau sekitar Rp 6 miliar.
“Seharusnya kita bisa punya laternatif tempat latihan yang layak jika Pemprov DKI ikut membantu. Mungkin kita bisa dapat tempat di di GOR Ciracas, Lebak Bulus atau Soemantri Brojonegoro. Tapi, belum ada respon dari mereka,” kata Benny Dolo.
Permintaan penyediaan lapangan rutin dan tempat penginapan tetap pemain, adalah elemen kebutuhan utama Macan Kemayoran musim ini. Kedua fasilitas ini menjadi faktor penting untuk menunjang kesehatan dan kekompakan pemain.
“Ini salah satu evaluasi kami. Kami tak punya lapangan latihan yang tetap dan mes pemain, sehingga sulit mengontrol kesehatan dan porsi latihan yang lebih banyak,” ujar pelatih 63 tahun itu.