TRIBUNNEWS.COM - Perjumpaan Jepang dan Yunani, membuka sejarah lama terkait pertemuan terakhir mereka. Satu nama yang kini berstatus saksi hidup adalah Yasuhito Endo.
Dia bisa dibilang menjadi satu-satunya yang tersisa dari skuat Samurai Biru ketika berhasil mempecundangi wakil Eropa tersebut di ajang Piala Konfederasi 2005.
Pertemuan tersebut merupakan pertama kali sekaligus yang terakhir bagi kedua negara. Masashi Oguro mencetak gol semata wayang untuk mengantarkan Jepang meraih kemenangan di Waldstadion, Frankfurt, Jerman.
Sembilan tahun berlalu, sekarang Jepang dan Yunani kembali bertemu di pertandingan kedua Grup C di Estadio das Dunas, Natal, Jumat (20/6). Pertemuan antara keduanya diprediksi lebih sengit dari sebelumnya.
Apalagi partai ini berstatus laga hidup mati, di mana kedua kesebelasan membutuhkan kemenangan untuk menjaga peluang lolos ke babak 16 besar setelah di partai perdana sama sama menderita kekalahan atas Kolumbia dan Pantai Gading.
Endo mengatakan kekalahan di pertandingan pertama memang membuat semua orang terkejut. Tetapi, dirinya menilai skuat asuhan pelatih Alberto Zaccheroni harus melupakan hasil tersebut dan mudah mudahan refresh untuk pertandingan berikutnya
"Jepang harus bermain sebagai sebuah tim yang kompak dan solid dalam bertahan dan menyerang. Apabila menerapkan gaya bermain seperti ini, kami sudah pasti akan memenangkan pertandingan," tutur Endo, dilansir kyodonews.
Gelandang Gamba Osaka tersebut menilai, dari segi kemampuan,Yunani tak seagresif Pantai Gading. Tetapi mereka merupakan tim terorganisir. Tim asal Eropa berjuluk Ethniki ini kebobolan tiga gol di partai pembukaan, tetapi biasanya Yunani adalah tim yang tidak terlalu banyak kebobolan.
"Kita harus waspada terhadap serangan balik dan juga bola mati. Tetapi Yunani bukan tim yang hanya fokus pada dua titik. Kami harus bermain sebagai unit dan jika solid baik dalam bertahan dan menyerang saya pikir hasil yang tepat akan mengikuti," kata Endo.
Jepang tampil di turnamen akbar sepak bola secara beruntun lima kali berturut turut sejak berpartisipasi sebagai debutan di Piala Dunia 1998 Prancis. Pencapaian tertinggi adalah mencapai babak perdelapanfinal pada 2002 dan 2010.
Melihat statistik pertemuan melawan tim Eropa di Piala Dunia, Samurai Biru meraih dua kali kemenangan, satu kali seri, dan tiga kali kalah. Namun, sejarah berbicara apabila Jepang takluk di partai pertama, mereka selalu gagal lolos ke fase knock out.