TRIBUNNEWS.COM - Menghadapi Kolombia di babak 16 besar, Uruguay dipastikan tidak akan diperkuat oleh Luis Suarez.
El Pistolero terpaksa pulang lebih cepat, usai dijatuhi oleh hukuman Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), berupa larangan tampil di sembilan laga internasional, serta tidak boleh aktif di sepakbola selama empat bulan.
Hukuman itu diberikan setelah kasus gigitan yang dilakukan Suarez kepada bek Italia, Giorgio Chiellini, di laga terakhir fase grup D.
Kehilangan Suarez tentu saja merupakan kerugian besar bagi Uruguay. Dari statistik pertandingan yang sudah dilakoni Uruguay, La Celeste kerap harus mengakhiri pertandingan dengan kekalahan, saat tanpa Suarez.
Empat tahun silam di Afrika Selatan, Uruguay yang bermain tanpa Suarez, kalah 2-3 dari Belanda di semifinal Piala Dunia 2010. Kemudian Sabtu (14/6) lalu, Uruguay juga takluk 1-3 dari Kosta Rika di laga pembuka di Piala Dunia 2014.
Meski kehilangan Suarez, namun pelatih Uruguay, Oscar Washington Tabarez tetap optimistis. Menurut pelatih berusia 67 tahun itu, ia masih memiliki beberapa pemain pengganti yang dapat mengisi posisi Suarez, seperti Edinson Cavani, pemain senior, Diego Forlan, atau Christian Stuani.
“Jika satu pemain dilarang tampil maka pemain lain akan menggantikan. Kami sudah bermain di banyak laga tanpa Suarez. Beberapa diantaranya menang dan kalah,” tutur Tabarez seperti dilansir AFP.
Sedangkan kapten Uruguay, Diego Lugano, yakin bahwa kehilangan Suarez tidak akan menghambat laju negaranya di Piala Dunia. “Tidak ada yang dapat menghentikan kami. Kepala kami akan selalu terangkat tinggi,” tuturnya dilansir dpa-news.
Di kubu Kolombia, mereka menghadapi pertandingan ini dengan optimisme tinggi. Kesuksesan Los Cafeteros meraih tiga kemenangan di tiga pertandingan fase grup C, membuat kepercayaan diri anak asuh Jose Pekerman itu meningkat drastis. Hasil sempurna di fase grup itu, juga menempatkan Kolombia untuk pertama kalinya meraih tiket 16 besar sebagai juara grup.
Hanya dua negara yang mampu meraih poin sempurna di fase grup, yaitu Belanda dan Belgia. Catatan ini ditambah dengan koleksi sembilan gol dan hanya kebobolan dua kali. Padahal, di Piala Dunia kali ini, Kolombia tampil tanpa penyerang andalan mereka, Radamel Falcao, yang absen karena cedera.
KPU Sabu Raijua Klarifikasi Dokumen Krisman Riwu Kore yang Tersebar di Media Sosial - Pos-kupang.com
Latihan Soal BAB 2 Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP Semester 1 Lengkap Kunci Jawaban, Soal Pilihan Ganda
Menurut pelatih Jose Pekerman, kehilangan Radamel Falcao sama sekali bukan masalah bagi timnya, karena para pemain Kolombia telah bereaksi dengan cara yang positif untuk menggantikan peran striker yang mencetak sembilan gol selama fase kualifikasi Piala Dunia itu.
“Pemain saya memiliki karakter yang kuat karena mereka telah bermain sangat baik dan menunjukkan kinerja yang luar biasa. Sesuatu yang benar-benar penting telah terjadi,” tutur Pekerman.
Dengan mengandalkan playmaker James Rodríguez yang telah mencetak tiga gol dan dua asis, Pekerman kini membidik pencapaian lebih tinggi ketimbang Piala Dunia 1990, di mana mereka saat itu hanya mampu mencapai babak 16 besar. “Kolumbia merupakan tim yang lapar kejayaan. Kami ingin membuat sejarah dan melangkah lebih jauh,” tutur penyerang Kolumbia, Jackson Martinez.