TRIBUNNEWS.COM - Vahid Halilhodzic menanamkan disiplin dan antusiasme bermain pada Timnas Aljazair. Pelatih asal Bosnia-Herzegovina ini juga berhasil membentuk semangat tempur tim.
Vahid memanfaatkan momen historik kemenangan Aljazair atas Jerman Barat pada Piala Dunia 1982 sebagai motivasi menghadapi Thomas Mueller dkk. Ini prestasi luar biasa Aljazair, karena saat itu merupakan kali pertama Aljazair lolos di putaran final. Tapi Aljazair gagal melaju ke putaran berikut karena kalah total nilai dengan Jerman Barat yang mengalahkan Austria 1-0 di laga pamungkas.
Empat tahun kemudian, Tunisia mengalahkan Meksiko di ajang yang sama. Tunisia menjadi tim Afrika pertama yang meraih kemenangan di ajang Piala Dunia.
Saat itu, Vahid masih bergabung dengan Yugoslavia. Memori Vahid masih kuat merekam peristiwa besar itu.
Begitu memasuki Hotel Pestana Curitiba setelah meraih tiket ke 16 besar, Vahid menanamkan semangat 1982 ini kepada Islam Slimani dkk. Ia juga mengajak para pemain menonton televisi yang menyiarkan rombongan warga Aljazair memberikan dukungan ke Brasil. Sekaligus melewati awal Ramadan di Brasil. Itu semua demi timnas. Ramadan menjadi sumber spirit.
Dukungan juga datang rakyat Aljazair yang berada di kota-kota besar seperti Marseille, Paris, London, Montreal, hingga New York. Paris paling meriah karena di sana banyak warga keturunan Aljazair.
Ini semua diharapkan bisa melecut semangat tempur menghadapi Jerman yang memimpin Grup G. Bursa prediksi di seluruh dunia menempatkan Jerman sebagai favorit mengalahkan Aljazair. Vahid berharap ini justru menguatkan spirit Aljazair yang tidak terbebani.
Baca Koran Super Ball, Minggu (26/6/2014)
Ramadan Membangkitkan Harapan Vahid Halilhodzic
Editor: Dewi Pratiwi
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger