TRIBUNNEWS.COM - Kemenangan Belanda atas Kosta Rika melalui adu penalti (4-3) di Salvador, Minggu (6/7) dini hari membuat De Oranje menembus babak semi final. Hal itu sekaligus menjadi bukti kuat, armada Louis Van Gaal merupakan kandidat juara Piala Dunia 2014.
Meski tak bisa menembus jala lawan, namun aksi dan kreasi Arjen Robben dkk dianggap hanya kurang beruntung saja. Bahkan, beberapa media di Belanda dan Eropa menyebut, skuat Louis Van Gaal justru makin menuju kesempurnaan.
Bila melihat prestasi Belanda pada dua turnamen besar sebelumnya, boleh dibilang mengalami pasang surut. Pada Piala Dunia 2010, Belanda mampu tampil meyakinkan dengan menembus partai final. Sayang, mereka takluk di tangan Spanyol melalui gol tunggal Andres Iniesta.
Namun pada turnamen Piala Eropa 2012, Belanda gagal total. Dijagokan mampu menembus partai final, Robin van Persie dkk justru keok di babak penyisihan grup setelah dihajar Jerman, Denmark, dan Portugal.
Mirisnya, Belanda hanya mampu menyarangkan dua gol dari tiga kekalahan yang dialaminya di fase grup. Gelandang Rafael Van der Vaart yang saat itu masih memperkuat Belanda, mengatakan timnya harus berkaca dari kegagalan tersebut karena sama sekali tak bisa meraih poin dalam babak penyisihan grup.
Kursi kepelatihan pun berganti dari Bert van Wijk kepada Louis van Gaal. Misi pertama Van Gaal saat menangani Belanda, adalah merombak tim dan meninggalkan format permainan defensif yang diterapkan Van Wijk ke permainan cantik yang menjadi ciri khas total football Belanda. Kunci sukses pertama yang membuat Belanda tampil menawan di Brasil 2014 ada di sektor belakang. Setidaknya delapan pemain rezim Van Wijk tak dipanggil Van Gaal.
Rata rata para pemain belakang yang tidak dipanggil Van Gaal karena sudah berusia diatas 30 tahun atau memang permainannya dinilai tak cukup untuk membantu tim. Mereka yang tak lagi dipanggil ke skuat, seperti Gregory van der Wiel, John Heitinga, Joris Mathijsen, Giovanni van Bronckhorst, Khalid Boulahrouz, Andre Ooijer, Edson Braafheid, dan Jetro Willems.
Sebagai gantinya, Van Gaal memanggil pemain yang usianya rata rata masih dibawah 30 tahun seperti Ron Vlaar, Martins Indi, De Vrij, Janmaat, Daley Blind, Terence Kongolo, dan Joel Veltman. Hanya Paul Verhaegh yang berusia 30 tahun.
"Mereka bisa memberi energi luar biasa, meski kurang berpengalaman. Tempaan di klub-lah yang membuatku tak ragu untuk menarik mereka. Ajang Piala Dunia 2014 akan memberikan pelajaran berharga tersendiri, karena tim ini memang menjadi pondasi dari masa depan Belanda," terang Louis Van Gaal.
Mengandalkan pemain muda di lini belakang, Van Gaal masih mempercayakan pemain berpengalaman di lini tengah dan depan seperti Wesley Sneijder Robin Van Persie, Arjen Robben dan Dirk Kyut. Mereka ditambah nama-nama baru seperti Leroy Fer, De Guzman, Clasie, Wijnaldum, Memphis Depay, dan Jeremain Lens.
Hasilnya, racikan Van Gaal terbukti cukup manjur hingga saat ini karena mereka baru saja mencapai babak semifinal usai mengalahkan Kosta Rika lewat drama adu penalti. Lini pertahanan tim Kincir Angin pun terlihat lebih solid.
Sejak babak penyisihan grup sampai perempatfinal, mereka baru kebobolan empat gol. Di Piala Dunia 2010, Belanda kebobolan lima gol dari babak penyisihan grup sampai partai final. Jumlah kebobolan serupa juga terulang di Piala Eropa 2012.
Sedangkan urusan mencetak gol, tim Belanda saat ini lebih produktif karena sudah 12 kali merobek gawang lawan hingga perempat final termasuk saat membantai Spanyol 5 1 di babak penyisihan grup. Torehan gol ini bisa saja bertambah dan melewati catatan gol Belanda di Piala Dunia 2010 yang saat itu mengemas total 12 gol hingga partai final.