News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Piala Dunia 2014

Pelajaran untuk Generasi Emas Belgia

Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyerang Argentina, Gonzalo Higuain melepaskan tembakan voli yang membuat Argentina unggul atas Belgia 1-0 di babak pertama laga perempatfinal Piala Dunia 2014, Minggu (6/7/2014).

TRIBUNNEWS.COM - Langkah tim kuda hitam, Belgia akhirnya terhenti di tangan Argentina di babak perempat-final kemarin. Menurut Gelandang Belgia, Eden Hazard, timnya tersingkir karena kurang pengalaman. Partisipasi mereka di Piala Dunia 2014 ini, katanya, menjadi batu loncatan untuk jadi penantang kuat di Piala Dunia 2018 nanti.

Hazard tak asal bicara. Sejak tahun 1970, tim Tangop tak pernah absen di Piala Dunia dan praktis hanya sekali gagal lolos dari fase grup dalam 11 kesempatan termasuk tahun ini.

Sementara dalam periode sama Belgia cuma tujuh kali ikut serta di putaran final kendati enam di antaranya selalu sukses beranjak dari babak grup. Tahun ini menandai kembalinya mereka ke turnamen sepakbola terbesar dunia tersebut setelah absen di dua edisi terakhir.

"Kami hanya sedikit kurang beruntung. Gol cepat merupakan sebuah pukulan besar. Saya sangat kecewa, tapi bagaimanapun kami sudah menjalani Piala Dunia yang sangat bagus. Kami mencapai target awal terlepas ini semua," kata Hazard dikutip situs resmi FIFA.

"Para pemain Argentina terbiasa bermain di laga-laga level top dengan tensi luar biasa. Mereka tahu bagaimana melakukan hal-hal kecil yang membuat perbedaan besar," ujarnya.

"Kami mendapatkan pelajaran yang bermanfaat dan itu akan tergantung kepada kami bagaimana mempelajarinya. Kami punya sebuah tim yang muda dan sangat bertalenta. Kami perlu menatap ke masa depan. Kami sudah bekerja sangat bagus bisa mencapai titik ini," ujar pemain Chelsea berusia 23 tersebut.

Kapten tim nasional Belgia, Vincent Kompany mengamini pendapat yuniornya. Bek Manchester City ini langsung menargetkan tampil lebih baik di Piala Dunia berikutnya akan digelar di Rusia pada 2018.

"Ini merupakan pengalaman hebat bagi kami. Kami telah memberikan segalanya. Mungkin, empat tahun lagi di Rusia," kata Kompany kepada VRT seusai pertandingan.

"Kami mungkin akan lebih beruntung dan berpengalaman di Rusia nanti. Saat ini, kami merupakan salah satu tim termuda di Piala Dunia 2014," lanjut pemain Manchester City itu.

Sebagai catatan rata-rata usia skuat asuhan Marc Wilmots ini adalah 25,6 tahun, dengan D Origi sebagai permain termuda (19 tahun), dan Daniel van Buyten sebagai pemain tertua (36 tahun). Tercatat pula ada tiga pemain mereka yang berusia di bawah 21 tahun.

Bagi Belgia, ini menjadi pencapaian terbaik kedua mereka di Piala Dunia setelah menembus babak semifinal Piala Dunia 1986. Dari 11 partisipasi sebelumnya di Piala Dunia, Belgia baru dua kali menembus babak 16 besar.

Pencapaian itu terjadi pada Piala Dunia 1990, 1994, dan 2002. Penampilan di Brasil menjadi penampilan pertama Belgia di Piala Dunia sejak terakhir kali tampil pada 2002.

Karenanya, tim berjuluk The Rode Duivels ini memang bisa pulang kembali ke tanah air dengan kepala tegak.

“Piala Dunia kami berakhir di sini. Ini sungguh situasi yang berat. Kami akan menghadapi kegagalan kami secara bersama-sama dan kami akan kembali. Kami layak merasa bangga atas apa yang telah kami lakukan pada turnamen ini. Sungguh momen yang tidak akan terlupakan. Terima kasih kepada pendukung yang telah menjadi bagian dari momen ini,” tulis timnas Belgia melalui akun Twitter resmi mereka, @BelRedDevils.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini