News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Piala Dunia 2014

Prediksi Brasil vs Jerman

Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Ravianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, BELO HORIZONTE - PARA pecinta tim Brasil sudah lama meyakini Neymar adalah reinkarnasi Pele.  Keyakinan itu menguat setelah mereka mengalami nasib serupa di ajang Piala Dunia: cedera.

Piala Dunia 1962 di Cile, Pele yang saat itu berusia 22 tahun, dan sedang bagus-bagusnya bersama klub Santos, cedera di fase awal turnamen. 52 tahun kemudian di Piala Dunia 2014 di Brasil, Neymar yang juga berusia 22 tahun, dan pernah membela Santos, juga cedera di perempatfinal. Dan tim Samba pun harus terus melangkah tanpa kehadirannya.

Kesamaan jejak sejarah itu mengusik sang legenda, Pele untuk "berkicau". Di akun twitternya  ia menulis,"Ketika itu aku cedera di babak awal. Tuhan telah menolong kami untuk tetap juara. Saya berharap hal serupa akan terjadi pada Selecao di Piala Dunia kali ini."

Cerita kemudian berlanjut pada sosok pahlawan pengganti bernama Amarildo. Ia menggantikan Pele, dan tampil cemerlang dengan mempersembahkan tiga gol untuk Selecao, termasuk di partai final saat mengalahkan Cekoslowakia 3-1.

Ya, Brasil sekarang tengah menunggu kehadiran "the new Amarildo" di laga semifinal melawan Jerman di  Stadion Mineirao, Belo Horizonte pada Rabu (9/7) dini hari nanti.  

Siapa yang pantas diharapkan jadi "the new Amarildo" itu?  Hingga babak perempat final hanya Fred penyerang yang menyumbangkan gol untuk Brasil, selain Neymar. Setelah David Luiz, sumber gol Brasil datang dari gelandang seperti Oscar dan Fernandinho, serta bek tengah Thiago Silva.

Menjadikan Fred sebagai andalan tim untuk menggedor pertahanan Jerman menjadi perjudian besar bagi Pelatih Luiz Felipe Scolari. Sejauh ini kontribusi Fred terbilang minim untuk tim. Dari 402 menit bermain, pemain 30 tahun itu baru melepaskan 11 tendangan ke gawang, hanya empat yang tepat sasaran.

Legenda Brasil, Zico, pun sangsi terhadap kemampuan Fred menggantikan peran Neymar.  Fred tetap menjadi masalah bagi Scolari karena telah menjalani lima pertandingan untuk menunjukkan kualitasnya. Sekarang adalah waktunya untuk memikirkan alternatif lain. Sejauh ini Oscar tampil mengecewakan dan dia harus bangkit dan membantu tim,” tutur Zico kepada The Observer.

Neymar tidak berperan sebagai ujung tombak di Selecao. Mantan pemain Santos itu bebas bergerak di belakang Fred. Zico menyarankan Scolari untuk memainkan Willian, atau Bernard sebagai solusi menutup ketidakhadiran Ney. Scolari telah mencoba Willian pada posisi Neymar ketika berlatih tanding dengan klub lokal di Rio de Janeiro. 

Namun masalah Scolari bukan hanya tak adanya Neymar. Absennya kapten Thiago Silva karena akumulasi kartu, juga menjadi pukulan telak. Bahkan, di mata Pelatih Chelsea, Jose Mourinho, justru tak adanya sang kapten yang benar-benar telah meruntuhkan tim Samba.
Menurut Mourinho, struktur pertahanan adalah dasar permainan Brasil saat ini. Seperti dilansir Yahoo Sports, Mourinho menilai kehadiran Silva di lini belakang menghadirkan kestabilan tim.

Pelatih asal Portugal itu menilai Dante menjadi kandidat terkuat untuk menggantikan Thiago Silva di jantung pertahanan Brasil. Meski Brasil masih memiliki pilihan lain seperti Henrique, Mourinho menilai Dante layak dikedepankan karena bermain untuk klub Jerman, Bayern Muenchen. Selain itu mayoritas pemain Jerman bermain untuk Bayern Muenchen.

 Saya kecewa tidak bisa tampil, tapi pada saat yang bersamaan saya senang karena Dante berada dalam kondisi siap bermain penuh. Dia adalah orang yang banyak bekerja keras untuk tim meski duduk di bangku cadangan,” ungkap Silva.

Namun Pellatih Jerman, Joachim Loew justru meyakini Brasil akan semakin sulit dikalahkan ketika bermain tanpa Neymar. Loew juga menilai permainan Selecao  dewasa ini telah berubah, tidak lagi mengusung sepak bola indah. Meski memiliki pemain dengan teknik individu yang bagus, Loew melihat permainan Brasil saat ini cenderung keras.

Sewaktu menghadapi Kolombia, tim Samba melakukan 31 pelanggaran. Secara keseluruhan, Brasil telah melakukan 96 pelanggaran dan mendapat 10 kartu kuning, sedangkan Jerman 57 melakukan pelanggaran dan menerima empat kartu kuning.

 Ketika memikirkan pesulap di dunia sepak bola, kita selalu memikirkan Brasil. Tapi sekarang itu telah berubah. Tim mereka telah berubah dan kekuatan fisik adalah bagian dari permainan mereka. Kami harus beradaptasi terhadap hal itu, begitu juga wasit,” kata Gelandang Jerman, Bastian Schweinsteiger.

Karenanya, Brasil cenderung kembali bermain keras dan pragmatis ketika menghadapi Jerman karena bermain di bawah tekanan. Seperti dilansir The Guardian, penyerang Jerman, Lukas Podolski, menilai Brasil akan merasakan tekanan hebat karena bermain di hadapan publik sendiri. Sebaliknya, Podolski mengatakan para pemain Jerman telah biasa merasakan atmosfer bermain di kandang lawan.

David Luiz memiliki peran penting pada laga dengan tekanan tinggi seperti itu. Luiz akan menjadi kapten tim karena Thiago Silva absen. Bek dengan 42 penampilan bersama tim Samba itu harus memastikan rekan-rekan setimnya tidak tampil gugup.

 Saya sudah siap, saya wakil kapten. Tim ini sangat mudah dikendalikan karena semuanya rendah hati dan selalu riang. Kami bertingkah seperti sebuah keluarga,” kata Luiz dilansir oleh AFP. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini