TRIBUNNEWS.COM - Menyaksikan pertandingan semifinal Brasil-Jerman di tengah-tengah masyarakat Brasil di Sao Paulo, memberikan pesan bahwa sepak bola tidak sama dengan kerusuhan.
Meskipun Brasil akhirnya kalah telak 1-7, Selasa (8/7/2014) atau Rabu dini hari WIB, suasana di Sao Paulo tetap kondusif, tidak rusuh seperti isu yang beredar di media sosial.
Rumor kerusuhan yang tersebar di Twitter, ternyata hanya hoax. Foto yang antara lain disebarkan oleh akun @FootballFunnys ternyata dicomot dari berita tahun 2013 saat terjadi kerusuhan terkait besarnya biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk Piala Dunia.
Saat pertandingan dimulai, antusiasme penonton sangat besar. Petasan dinyalakan, beberapa mengeluarkan suara dentuman yang cukup besar. Tapi setelah gol pertama menjebol gawang Brasil, sorak-sorai perlahan hilang. Apalagi setelah gol demi gol menambah telak kekalahan tim kesayangan mereka.
Kalau pada gol pertama dan kedua sebagian warga masih mengangkat tangan tanda tidak menerima kekalahan, gol ketiga dan seterusnya suasana jadi hambar. Satu dua penonton wanita muda terlihat meninggalkan tempat nobar.
Joao, warga Brasil yang tinggal dekat Sekolah Vai Vai, awalnya sangat optimis Brasil akan melibas Jerman 2-0. Tapi setelah pertandingan babak pertama usai, dia tidak bisa bilang apa-apa.
“Saya gak tahu kenapa jadi begini,” katanya.
Salah seorang warga Sao Paulo, Kleber, merasa yakin tidak akan terjadi kerusuhan. “Tidak mungkin warga Brasil akan rusuh hanya karena pertandingan. Kalau marah iya. Tapi tidak sampai rusuh,” kata Kleber.
Dia pun mengaku tahu persis kerusuhan yang terjadi pada tahun 2013. Tapi itu karena terkait kesejahteraan. Tidak ada hubungan dengan pertandingan sepak bola.
Tapi, lanjutnya, kerusuhan mungkin saja terjadi kalau Brasil kalah dari Argentina. “Kalau kalahnya dari Argentina sih bisa jadi,” imbuh resepsionis di sebuah hotel berbintang ini.
Baca di Koran Super Ball, Kamis (10/7/2014)