TRIBUNNEWS.COM,BANYUWANGI - Menjadi pemuncak klasemen grup 7 sekaligus menggemgam tiket 16 besar Divisi Utama tidak membuat suasana hati pemain Persewangi Banyuwangi ceria.
Pasalnya hingga saat ini manajemen tim belum tuntas menyelesaikan urusan gaji.
Hingga Rabu (20/8/2014), pemain Persewangi mengklaim belum menerima gaji bulan Agustus.
"Yang belum dibayar penuh bulan Agustus, tapi ada bulan Juli juga masih kurang, bahkan ada pemain yang sisa gaji bulan Juni belum dibayarkan," terang Piter Lipede, bek Persewangi saat memberi keterangan pers di wisma Atlit Banyuwangi, Rabu (20/8/2014) sore.
Mewakili rekan-rekannya, Piter yang berasal dari Nigeria ini mengatakan, kondisi di tim Persewangi sudah tidak sehat.
Pasalnya keterlambatan pembayaran gaji sudah kerap kali terjadi, yakni mulai putaran pertama.
Tidak hanya itu, bonus kemenangan juga tidak pernah diterima pemain.
"Ini sudah merusak konsentrasi pemain," ucapnya.
Karena itu, pemain Persewangi menyatakan akan mogok bertanding di laga terakhir grup 7 melawan PS Buol pada Sabtu mendatang jika gaji mereka tidak dibayar.
"Sabtu harus ada kejelasaan pembayaraan bukan janji akan dibayar. Kalau tidak ada ya sudah, kami tidak akan bermain," lanjut Piter.
Gelandang serang Zainal Ikhwan menambahkan, total tunggakan gaji manajemen kepada pemain sebesar Rp84.750.000.
Menurut mantan pemain Arema ini, kesabaran pemain sudah mentok dan akhirnya mengerucut pada aksi mogok tanding jika gaji belum juga beres.
"Selama ini gaji juga ga pernah dibayar penuh, selalu dicicil, ada yang dicicil limaratus ribu," ucap pesepakbola asli Banyuwangi ini.
Ketika ditanya apa tidak sayang dengan capaian tim yang sudah lolos ke 16 besar lalu kemudian mundur? Zainal dengan diplomatis mengatakan hal tersebut sudah resiko yang dipikirkan meski sebenarnya pemain berharap tetap bisa bermain di babak 16 besar.