TRIBUNNEWS.COM - Kegagalan timnas Indonesia U-19 perlu dianggap sebagai sebuah pembelajaran berharga yang perlu dipetik hikmahnya.
Dalam proses mencapai kesuksesan sudah pasti perlu mengalami yang namanya kegagalan agar lebih tahan banting dan lebih matang.
Indonesia yang diwakili timnas U-19 harus pulang lebih cepat setelah tersingkir dari babak penyisihan grup di ajang Hassanal Bolkiah Trophy (HBT) 2014. Evan Dimas cs. pulang sudah kembali ke Jakarta, Rabu (20/8/2014).
Di Brunei Darussalam tim besutan Indra Sjafri mengalami tiga kekalahan beruntun dari Brunei, Vietnam, dan Kamboja. Sedangkan hanya sanggup mengalahkan Singapura dan ditahan imbang Malaysia. Pasukan Garuda Muda pun harus puas finis diurutan keenam dan gagal melenggang ke semifinal.
"Tidak mungkin selalu menang dalam sepak bola. Yang namanya proses latihan itu panjang dan hasil buruk ini pun bagian dari proses tersebut. Kita justru harus memetik hikmah. Untuk mencapai kesuksesan dibutuhkan proses jatuh bangun," kata perwakilan Kementrian Pemuda dan Olah Raga, Djoko Pekik, saat menyambut kepulangan rombongan timnas U-19 di Bandara Soekarno-Hatta.
"Diperoleh pelajaran berharga dari ajang Trofi Hassanal Bolkiah 2014. Menang adalah harapan kita semua, namun kemenangan bukan satu-satunya hal terpenting. Yang paling penting pemain atau atlet tertentu dapat memperoleh pembelajaran. Pelatih Indra Sjafri pasti tahu letak kekurangan timnya, mereka masih harapan buat kita dan perjalanan mereka masih panjang," ujar dia.