TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan penasehat teknik Tim Nasional Indonesia Senior di ajang AFF 2012, Risdianto mengatakan kegagalan skuat Tim Nasional Indonesia U-19 di Piala Asia U-19 2014 bukan berarti karir sepak bola redup. Ia menghimbau kepada skuat Garuda Jaya tidak patah semangat setiba di tanah air. Karena justru mereka baru memulai kehidupan riil dalam menjalani karir sepak bola.
"Kita ucapkan selamat datang timnas U-19 di kehidupan normal. Mereka bukannya sudah mati, akan tetapi baru hidup di realita sesungguhnya," ujar Risdianto kepada Harian Super Ball.
Mantan striker Tim Nasional Indonesia di era 1970-an itu menjelaskan skuad asuhan pelatih Indra Sjafri ini bakal menghadapi ujian sesungguhnya di dunia sepak bola nyata. Ketangguhan, kemampuan dan pergaulan mereka bakal dipertaruhkan ketika para pemain berbakat ini bergabung dengan klub profesional.
"Sekarang waktunya mereka membuktikan diri sebagai pemain profesional yang bagus. Kalau mereka bisa bergaul dan menghargai senior maka karirnya pasti cemerlang," ujarnya.
Risdianto menilai pemusatan latihan (TC) panjang yang dilakoni Evan Dimas dkk, diselingi dengan laga ujicoba, turnamen sampai terakhir kompetisi Piala Asia 2014 itu ibaratnya bagian dari pendidikan. "Sekarang dia akan diuji kualitas pendidikan yang selama ini dia jalani. Makanya saya ucapkan selamat datang," ujarnya.
Risdianto menjelaskan alasan dirinya menyambut kedatangan skuat Garuda Jaya dengan ucapan selamat datang karena selama ini kehidupan yang dilalui semu. Mereka menjalani kehidupan dengan fasilitas serba istimewa, dan pujian luar biasa dari masyarakat. Akibatnya mereka seolah hidup di dunia lain yang sangat berbeda.
"Selama ini timnas U-19 beraktivitas bukan di dunianya. Dengan keistimewaan yang luar biasa dan sanjungan dari masyarakat," ujarnya.