TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus Sepakbola Gajah dan kegagalan Indonesia di Piala AFF 2014 yang ditandai kekalahan memalukan 0-4 dari Philippina, akan menjadi beban traumatik yang panjang bagi PSSI.
''Beban ini akan menyulitkan PSSI, karena ini merupakan aib dalam persepakbolaan Indonesia. Kejadian tersebut merupakan petaka,'' ungkap mantan Sekjen PSSI, Nugraha Besoes.
Menurut Nugraha, peristiwa ''sepakbola gajah'' mestinya tidak patut terjadi jika pengorganisasian sepakbola Indonesia berjalan baik dan optimal.
''Sangat memalukan. Apalagi ini terjadi dalam kompetisi nasional divisi utama. Saya ikut malu, karena masyarakat juga bertanya kepada saya, mengapa aib ini bisa terjadi di depan mata,'' kata kang Nug, panggilan akrab Nugraha Besoes.
Sebagai tokoh sepakbola nasional yang dianggap sebagai ''The Best Sekjen'' Nugraha menilai PSSI harus berbenah diri secara total.
''Peristiwa-peristiwa memalukan semacam ini menjadi penggambaran nyata wajah sepakbola kita saat ini. Pihak-pihak terkait harus bertanggungjawab,'' selorohnya.
Kegagalan di Piala AFF 2014 yang ditandai kekalahan memalukan 0-4 dari Philippina merupalan tamparan memalukan.
"Ini merupakan petaka memalukan. Tidak perlu terjadi jika PSSI dikelola dengan penuh tanggungjawab,'' papar tokoh yang dianggap memiliki kualitas yang pantas untuk memimpin PSSI.
Sepp Blatter yang sukses memimpin FIFA, sebelumnya adalah Sekjen FIFA. Banyak kalangan pemangku sepakbola nasional berpendapat diperlukan figur sekualitas Nugraha Besoes untuk memperbaiki organisasi besar seperti PSSI.
Beberapa nama lain yang juga dinilai pantas untuk memimpin PSSI 2015-2019 adalah Wakil Ketua MPR-RI Oesman Sapta Odang, anggota BPK Achsanul Qosasih, Bupati Kutai Timur Isran Noor dan mantan Menpora Hayono Isman.
Keempat tokoh sepakbola nasional ini dikenal memiliki integritas positif dan berkomitmen tinggi membangun prestasi sepakbola Indonesia.