Laporan Wartawan Harian Super Ball, Jun Mahares
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Rekor penonton terbanyak yang dipegang Persija Jakarta pada salah satu laga di Liga Super Indonesia (LSI) 2014 menjadi acuan untuk meminta dana komersial lebih tinggi di musim depan. Tim berjuluk Macan Kemayoran berharap bisa mendapatkan dana kontribusi proporsional dari PT Liga Indonesia. Keinginan tersebut dianggap sesuai dengan nilai jual tinggi dari hak siar Persija.
"Sharing revenue yang diberikan oleh PT Liga selama ini belum proporsional. Kami berharap ada kenaikan hingga mencapai Rp 5-6 miliar. Angka ini cukup ideal mengingat nilai komersial tinggi yang dimiliki Persija," kata Asher Imaret Siregar, Wakil Presiden PT Persija Jaya Jakarta, belum lama ini.
Perubahan harga bahan bakar minyak juga dinilai akan memengaruhi peningkatan biaya operasional klub. Bagaimana tidak, tim Ibukota harus mengeluarkan kocek Rp 500 juta dalam menggelar laga kandang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
"Biaya penyelenggaraan pertandingan di Jakarta memang sangat jauh berbeda dari daerah lain. Itu karena sewa stadion yang besar dan biaya kepolisian juga berbeda di Ibukota," ujar Asher.
Pada musim lalu seluruh peserta kompetisi LSI hanya mendapat hak kontribusi senilai Rp2 miliar. Angka tersebut dianggap masih jauh dari ideal mengingat nilai komersial Persija yang tinggi.
Menurut Asher, Persija harus menyiapkan dana sekira Rp40 miliar untuk mengarungi kompetisi LSI 2015. Total dana tersebut akan dikumpulkan dari sponsor (60 persen), penjualan tiket dan merchandise (30 persen), dan 10 persen dari dana kontribusi peserta kompetisi yang dikeluarkan PT Liga Indonesia.