News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kongres Luar Biasa PSSI

La Nyalla Mahmud Mattalitti Figur Pimpinan yang Kuat

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

La Nyalla Mahmud Mattalitti

TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - PSSI harus tetap dipimpin yang kuat, yang mampu mendukung dan membawa organisasi sepakbola nasional ini bersifat mandiri.   

Tokoh olahraga nasional Madju Dharyanto Hutapea mengemukakan hal tersebut, Senin (26/1).

Menurutnya, diantara cabor olahraga anggota KONI Pusat, PSSI saat ini termasuk yang sudah mampu mandiri karena tidak menggantungkan diri pada bantuan dana KONI Pusat, bahkan pemerintah.       

"Keberhasilan PSSI membangun kantornya sendiri dengan biaya mencapai hampir Rp 13 miliar, termasuk yang patut diapresiasi. Ditengah hujatan pemerintah, PSSI tetap berkarya. Ini harus dihargai," ungkap mantan karateka nasional, pengurus organisi Inkai, PB Forki, dan pernah berkecimpung di sepakbola itu.     

Menurut penyandang Dan VIII Internasional itu, sebagai cabor yang paling memasyarakat, PSSI sesungguhnya sangat layak memperoleh perhatian yang berlebih dari pemerintah. Khususnya, dengan kesiap-siagaan pemerintah untuk memberikan bantuan dana untuk lebih menunjang pencapaian program kerjanya. Ironisnya, sepengetahuan Madju, dari anggaran olahraga sebesar Rp 2.9 Triliun, tak ada kucuran dana spesifik bagi otoritas sepakbola nasional.               

"Uniknya, justru pemerintah yang sepertinya kebakaran jenggot ketika hasil dari program pembinaan PSSI masih belum sesuai dengan harapan?. Menurut saya, pemerintah harus bersikap lebih realistis," ujar Madju Dharyanto Hutapea.                               

Tokoh olahraga yang mengaku secara khusus juga sangat menyukai sepakbola itu, menegaskan pula, kedepannya PSSI membutuhkan figur pemimpin yang kuat, mandiri dan siap berkorban.                                             

Dari pengamatannya, figur kepemimpinan yang kuat, mandiri, dan rela mengorbankan segala sesuatunya ditunjukkan oleh La Nyalla Mahmud Mattalitti.                                                 

"Saya kira. La Nyalla Mattalitti sudah berjuang sangat keras untuk menyatukan PSSI tempo hari," tegasnya.                         

Namun demikian, Madju yakin energi La Nyalla belum terkuras habis setelah menyelesaikan konflik internal di organisasi sepakbola nasional itu.     

"Masa empat tahun di depan adalah saat-saat penentuan untuk mendongkrak prestasi. Kesempatan dan tantangan besar itu layak diberikan kepada La Nyalla," jelas Madju, yang kini juga berkiprah di organisasi Muaythai Indonesia.                               

Kendati demikian, menurut Madju, disamping dipimpin oleh figur ketua umum yang kuat, mandiri, dan siap mengorbankan waktu, tenaga dan dana, komunitas sepakbola nasional juga wajib hukumnya untuk memilih jajaran Exco PSSI lainnya yang profesional, berintegritas, memiliki kemampuan, dan mampu berinteraksi dengan baik dengan seluruh 'stakeholders' sepakbola nasional, regional dan global.                               

Salah satu kelemahan kepengurusan PSSI sekarang ini, ujar Madju, tidak memiliki 'duta' yang memadai dan mumpuni dalam percaturan sepakbola internasional.                                             

"Saya lihat PSSI tidak punya orang yang piawai dalam menangani isu-isu internasional. Dia tidak hanya fasil berbahasa Inggris, namun juga bisa memahami aturan dan peraturan internasional," kata Madju Dharyanto Hutapea.                                                   

Penetapan ketua umum, wakil ketua umum dan anggota Komite Eksekutive (Exco) PSSI akan ditentukan melalui Kongres pada 18 April mendatang di Surabaya, Jatim. Mereka yang akan maju dalam pemilihan akan ditentukan dari hasil verifikasi yang dilakukan oleh Komite Pemilihan.                                   

Saat ini, sudah terdaftar sebanyak 11 bakal calon ketum, 29 balon waketum, dan 147 balon anggota Exco. Namun, dari 11 balon ketum, baru tiga orang yang dinyatakan memenuhi seluruh persyaratan. Yakni, La Nyalla Mahmud Mattalitti, Bernhard Limbong dan Subardi.                                                   

Menurut Madju Dharyanto Hutapea, karena PSSI adalah organisasi olahraga besar, wajar-wajar saja jika terkait proses pembentukan kepengurusan 2015-2019 itu harus terus menerus dilakukan sosialisasi ke masyarakat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini