TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Turnamen sepak bola kelompok umur menjadi ajang perburuan bagi setiap SSB (Sekolah Sepak Bola) untuk menunjukan kemampuannya selama pembinaan.
Sayang kasus pencurian umur masih sering terjadi dalam setiap turnamen. Meskipun saat ini kasus pencurian umur sudah jarang terjadi.
"Kalau dulu memang sering terjadi kasus pencurian umur setiap ada turnamen tapi sekarang sudah jarang terjadi, pengelola dan orang tua sudah tahu bahwa itu tidak baik untuk anaknya ke depan," ujar Asep Somantri salah satu pembina SSB POPP (Persatuan Olahraga Putra Panjalu) Bandung.
Bahkan saat ini hampir setiap SSB di Bandung selalu melibatkan orang tua siswa dengan mengangkat sebagai manajer dan bendahara di setiap kelompok.
"Jadi untuk kelompok umur 9 tahun, 12 tahun, 15 tahun itu ada manajer dan bendahara masing-masing kelompok dan itu berdasarkan rembugan setiap orang tua," kata Asep yang juga asisten pelatih Persib ini.
Namun, dalam pengangkatan manajer dan bendahara itu harus ada komitmen jika memang anaknya tidak terpakai dalam sebuah turnamen tidak boleh protes.
"Sebelumnya kan ada anggapan kalau anaknya manajer atau bendahara harus dimainkan jika mengikuti sebuah turnamen. Sekarang harus benar-benar fairplay," ucap Asep.
Maklum, pencurian umur biasanya melibatkan orang-orang terdekat si pemain, mulai dari orang tua, wali, dan pelatih mereka sendiri.