Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - PT Liga Indonesia (PT LI) tidak bisa menggelar kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) sesuai jadwal semula yaitu pada 20 Februari 2015. Kompetisi mengalami penundaan, karena Kemenpora menilai klub-klub peserta LSI belum memenuhi syarat yang diminta Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). PT LI dan klub pun akan diberi batas waktu hingga 4 Maret 2015 untuk menyelesaikan semua berkasa verifikasi.
Dengan demikian, kemungkinan kompetisi LSI akan kembali digelar setelah tanggal 4 Maret 2015. Kabar ini justru membuat pelatih Pelita Bandung Raya (PBR), Dejan Antonic senang, karena dengan demikian, dirinya bisa menyiapkan tim dalam waktu yang lebih lama.
"Penundaan kompetisi akan bermanfaat bagi kami untuk lebih lama menyiapkan tim. Pasalnya kami termasuk tim yang prosses persiapan tidak baik. Itu disebabkan dari kondisi finansial yang tidak bagus," kata Dejan kepada Harian Super Ball, Kamis (19/2/2015).
Tim berjuluk The Boys Are Back itu memang sedang mengalami kesulitan keuangan. Mereka juga kebingungan menetapkan stadion yang akan digunakan sebagai home selama LSI musim depan.
Awalnya, PBR akan menggunakan Stadion Siliwangi di Jalan Lombok, Kota Bandung, namun ditolak oleh PT Liga Indonesia. Sedangkan untuk Stadion si Jalak Harupat, harga sewanya terlalu mahal dan lebih minim penonton. Dengan demikian, PBR terancam ber-homebase di luar Bandung.
"Kami juga sepertinya tidak bisa melakukan ujicoba dengan tim manapun, karena manajemen tidak memiliki uang untuk menyewa stadion. Maka dengan penundaan kompetisi, saya akan memanfaatkannya dengan memberikan porsi latihan lebih banyak dari sisi fisik, teknik, taktikal, dan strategi," ujar Dejan.
Maka, jelang laga perdana melawan Persija Jakarta, Barito Putera, dan Semen Padang, Dejan akan berusaha dengan maksimal menyiapkan anak asuhnya, meski kondisi keuangan manajemen sedang memprihatinkan. "Yang bisa saya jaga adalah motivasi saja. Sejauh ini kondisi latihan masih baik-baik saja. Pemain masih bersedia latihan, Tetapi soal tunggakan tiga bulan gaji yang belum dibayar, itu wewenang manajemen," tutur Dejan.
Namun, Dejan khawatir tunggakan tiga bulan gaji yang belum dibayar akan mempengaruhi performa pemainnya. "Mereka memang membutuhkan uang karena ada tanggungan keluarga. Jika gaji belum dibayar, pasti akan mempengaruhi performa pemain. Padahal di tiga laga awal, kami sangat membutuhkan poin agar tidak merosot ke papan bawah," jelas Dejan.
Untuk memantapkan, penampilan anak asuhnya itu, Dejan berharap manajemen bisa segera mendapatkan sponsor. "Di kompetisi sepak bola profesional, finansial memang menjadi salah satu faktor kesuksesan. Jika kondisi keuangan seperti ini, saya sulit mengembangkan program latihan apalagi membawa tim bisa mencapai papan atas. Oleh karena itu, saya hanya menunggu progres dari keuangan manajemen," papar Dejan.
Krisis keuangan itu membuat Dejan sedih. "Saya sering nangis sendiri memikirkan PBR. Sepertinya tidak ada satu pun orang atau pemerintah di Bandung yang bantu kami," ucap Dejan.
Akibat krisis keuangan ini, sejumlah pemain memilih hengkang, seperti Rizky Pellu yang memutuskan hengkang ke Mitra Kukar. Sebelumnya, pemain lain juga lebih dulu meninggalkan PBR, seperti Wildansyah dan Dias Angga Putra.