TRIBUNNEWS.COM - Frustrasi tengah melanda para pemain Everton seusai ditahan imbang Leicester City 2-2 di Goodison Park pada Minggu (22/2/2015) waktu setempat. Bagaimana para Toffees ini tidak frustrasi, sebab 3 hari sebelumnya mereka baru saja menang besar 4-0 atas Young Boys Bern di Liga Europa.
"Seharusnya kami bisa 'membunuh' mereka. Benar-benar mengecewakan," kata Darron Gibson, seperti dilansir Liverpool Echo.
Pantas jika Gibson kesal dengan performa Everton kemarin, sebab mereka sudah memimpin 1-0, tapi kemudian tertinggal 1-2 dari Leicester. Untungnya pemain Leicester, Matt Upson melakukan bunuh diri di menit 88, sehingga luputlah Toffees dari rasa malu.
"Mereka tim yang tengah berjuang agar tidak terdegradasi, dan sejak awal kami tahu bahwa mereka akan menjadi lawan yang sulit. Ternyata memang sulit menghadapi 5 pemain belakang dan 4 pemain tengah," kata Gibson.
Hanya saja, seharusnya Gibson juga harus menyadari bahwa dua gol skuat Rubah, julukan bagi Leicester, terjadi akibat kesalahan pihak Everton. Tepatnya akibat kesalahan Tim Howard. Namun pelatih Everton, Roberto Martinez, tidak menyalahkan Howard untuk dua gol tersebut.
"Gol pertama bisa dibilang nasib sial, karena ada 3 pemain menghalangi pendangannya, dan bola menyentuh kaki John Stones, mental ke hadapan pemain Leicester," kata Martinez kepada Liverpool Echo.
Dia juga menekankan bahwa kiper tak bisa menanggung semua kesalahan atas gol yang terjadi, karena sebuah gol adalah tanggung jawab semua pemain.
Jika frustrasi terjadi di Everton, kesedihan terjadi di kubu Leicester. Penyebabnya apalagi kalau bukan kemenangan yang gagal diraih akibat gol bunuh diri Upson.
"Rasanya seperti kalah. Kami semua kecewa karena kami sudah bermain begitu baik," kata pelatih Leicester, Nigel Pearson seperti dilansir Mercury.
Meski begitu, pihaknya berusaha mengambil sisi positif dari kejadian ini, yakni bahwa mereka mampu mengejar ketertinggalan, dan mampu bermain baik sampai akhir.
Baca Selengkapnya di Harian Super Ball, Selasa (24/2/2015)