TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Eks pelatih timnas Aljazair, Vahid Halilhodzic mencapai kesepakatan dengan Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) untuk menjadi pelatih timnas Jepang.
Hal itu disampaikan Presiden JFA, Kuniya Daini, di sela-sela kongres CONMEBOL di Asuncion. "Setelah menyetujui kesepakatan awal, kami akan melanjutkan detail lain dengan pengacara dan bila ada permasalahan, bisa bahas lagi pada Kamis (12/3)," kata Daini.
Pada Kamis (12/3) keputusan pengangkatan Halilhodzic akan disahkan oleh Komite Eksekutif JFA.
"Direktur Teknik JFA, Masahiro Shimoda, akan menjelaskan lebih lanjut mengenai penunjukkan Halilhodzic, seperti bagaimana negosiasi dilakukan serta isi kesepakatan," lanjut Daini seperti dikutip di Kyodo News.
Sejauh ini isi perjanjian serta durasi kerja sama dengan Halilhodzic belum diketahui. Namun, kabar yang beredar menyebut pelatih berusia 62 tahun itu ditawari kontrak per tahun sebesar 2,2 juta dolar AS (Rp28,4 miliar). Gaji itu menjadikan Halilhodzic sebagai pelatih timnas dengan bayaran termahal dalam sejarah Jepang.
Kabar lain mengungkapkan kandidat calon pengganti Javier Aguirre yang masuk ke JFA di saat akhir menyempit hingga tiga kandidat saja. Selain Halilhodzic ada pula Michael Laudrup dan eks pelatih Kashima Antlers, Oswaldo Oliveira.
Halilhodzic yang 'pengangguran' karena tak sedang melatih tim manapun akhirnya menggeser dua kandidat lain. Laudrup diketahui meneken kontrak dengan klub asal Qatar Lekhwiya sedangkan Oliveira menangani klub Brasil, Palmeiras.
Di sisi lain, penunjukkan Halilhodzic tak lepas dari rekomendasi eks pelatih Jepang, Ivica Osim, yang juga berasal dari Bosnia sama seperti Halilhodzic. Shimoda bahkan sampai terbang ke Prancis untuk memuluskan negosiasi dengan Halilhodzic yang tinggal di Kota Mode itu.