TRIBUNNEWS.COM - Beban berat berada di pundak Ilija Spasojevic setelah memutuskan menerima pinangan Persib Bandung. Dia harus menjadi goal getter, hal yang menjadi syarat utama lini depan Maung Bandung.
Jika tidak bisa menanggung beban, nasib Spaso bisa sama dengan Djibril Coulibaly. Djibril didatangkan dengan harapan bisa melanjutkan catatan apik yang dia toreh pada musim pertamanya di Barito Putera. Di sana, penyerang asal Mali itu mencetak 21 gol dari 29 penampilan.
Di Persib Bandung, meski timnya juara, Djibril hanya mencetak delapan gol dari 21 penampilan. Dia tak mampu menjaga konsistensi penampilan seperti awal musim dan lebih banyak masuk lapangan dari bench di akhir kompetisi. Bahkan pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman, tak memakai tenaganya ketika mengalahkan Persipura Jayapura di final.
Persib tak terlalu terefek dengan performa minor Djibril. Pasalnya, Persib Bandung kala itu masih punya Ferdinand Alfred Sinaga yang membukukan 11 gol sehingga fokus perhatian tak hanya pada Djibril. Kini, Ferdinand sudah bukan bagian Persib Bandung.