Laporan Wartawan Harian Super Ball, Jun Mahares
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih utama Persija Jakarta Rahmad Darmawan menampung kritikan dari the Jakmania secara positif mengenai perkembangan tim asuhannya. Kritik, baginya justru memperkuat motivasi mewujudkan juara.
"Kritik suporter bagi saya adalah pelecut motivasi tim untuk lebih baik. Saya bisa melatih di LSI sampai detik ini tidak terlepas dari
hasil kritik. Jadi saya tanggapi positif saja," ujar pelatih yang akrab disapa RD itu, baru-baru ini.
Gelombang kritik terus mengalir semenjak Persija takluk 1-2 dari Persikad Purwakarta (19/3/2015). Suara sumbang mengenai menurunnya grafik kekuatan tim Ibu Kota pun tak terelakkan. Kemenangan Persija 3-0 atas Pra PON DKI pun belum memuaskan suporter yang ikut menyaksikan jalannya pertandingan.
Apalagi dua gol tuan rumah dicetak Bambang Pamungkas dan Alan Aciar melalui eksekusi penalti.Sementara gol penutup yang diciptakan Yevgeni Kabayev di pengujung laga merupakan hasil kemelut di depan gawang lawan. Strategi bertahan dengan mengandalkan serangan balik yang diusung RD dianggap bukan menjadi ciri khas Persija sebenarnya.
"Tidak masalah ajukan kritik, asalkan jangan sampai ngawur. Terkadang mereka (suporter) hanya tahu soal berapa banyak gol yang bisa diciptakan. Padahal, kami sedang melakukan simulasi bermain bertahan dan mencoba memaksimalkan pola serangan balik," tutur RD.
Pelatih berusia 48 tahun itu berharap Jakmania terus mengawal perkembangan tim asuhannya. Hanya saja, bahan analisis yang dipakai untuk mengeritik tepat sasaran.
"Ada juga terkadang menekan soal gaji, itu kan salah alamat. Kami, pelatih tanggung jawabnya hanya persoalan teknis di lapangan.
Persoalan telat gaji yang menjatuhkan psikologi pemain adalah tanggung jawab manajemen," ujarnya.