TRIBUNNEWS.COM - CEO Arema Cronus, Iwan Budianto angkat suara soal keputusan PT Liga Indonesia untuk menunda sementara Indonesia Super League (ISL) 2015 hingga 25 April mendatang.
Menurut Iwan Budianto, langkah itu lebih baik ketimbang peserta bermain dalam kompetisi yang terintimidasi. Intimidasi itu, kata Iwan, seperti yang dilakukan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) saat ini.
“Saya pikir bermain bola tidak boleh dalam intimidasi atau tertekan dalam ancaman BOPI seperti saat ini. Jadi sambil menunggu negara yang amat sangat kita cintai ini mencabut ancaman yang sangat mengganggu konsenterasi pelaku sepakbola di QNB league, maka saya setuju kompetisi untuk sementara waktu ditunda,” katanya dilansir situs resmi klub, Kamis (9/4/2015).
Adapun Arema Cronus bersama Persebaya Surabaya menjadi dua tim yang 'diusir' BOPI dari ISL 2015 lantaran dianggap tak mampu memenuhi persyaratan yang diwajibkan hingga tengat waktu. Polemeik dualisme kepemilikan, jadi hal utama yang disoroti BOPI atas kedua klub tersebut. Pun, kedua klub yang masuk kategori C tersebut, tetap menjalani laga pembuka ISL, akhir pekan lalu.
Soal legalitas Arema, Iwan menyatakan manajemen Arema Cronus hingga saat ini juga berupaya segera meluruskan legalitas seperti yang diminta oleh BOPI dengan mempertemukan tokoh-tokoh yayasan Arema.